Laman

Jumat, 30 Juli 2010

Terapi Oksigen

Adalah: SALAH SATU TERAPI PERNAPASAN DLM MEMPERTAHANKAN OKSIGENASI JARINGAN YANG ADEKUAT

TUJUAN :
- MENGATASI HIPOXIMIA
- MENURUNKAN KERJA NAFAS
- MENURUNKAN KERJA JANTUNG

TERAPI OKSIGEN

Hal – Hal yg perlu di perhatikan
Tidak terjadi penumpukan CO2
Konsentrasi O2 inspirasi dapt di kontrol
Efisien, ekonomis dan nyaman
Sistem humidifikasinya

INDIKASI KLIEN DENGAN :
KADAR O2 ARTERI RENDAH
PENINGKATAN KERJA NAFAS
PENINGKATAN KERJA JANTUNG
SIANOSIS, HIPOVOLEMI PERDARAHAN
KERACUNAN CO, ASIDOSIS,
PERI OPS
TIDAK SADAR


BAHAYA PEMBERIAN O2 :
KEBAKARAN
PENEKANAN VENTILASI PERNAPAS
KERACUNAN O2
RANGKAIAN PROSES BERNAFAS :
VENTILASI - DIFUSI
TRANSPORTASI - DISTRIBUSI
GANGGUAN SALAH SATU TERSEBUT MENYEBABKAN : HYPOXEMIA, Pa O2< style="font-weight: bold;">SUSUNAN SARAF PUSAT
- GELISAH - MUDAH TERANGSANG
- KERINGAT MENINGKAT
- TIDAK SADAR

2. KARDIOVASKULER ;
- PENINGKATAN KARD OUTPUT (CO)
- PENURUNAN CO BILA JANTUNG TDK DAPAT O2 YG MEMADAI

3. PERNAFASAN
RR MENINGKAT - DISPNEA
CUPING HIDUNG
PENGGUNAAN OTOT BANTU PERNAFASAN

4. KULIT
CYANOSIS :
1. HYPOXEMIA /PERIFER: KUKU, BIBIR
2. HIPOXIA (CENTRAL) : JAR KULIT

LANGKAH AWAL TH/ O2:
Menentukan ada tidaknya hipoxia dengan cara:
1. Pemantauan tanda klinis :
- SSP - Pernapasan
- Kardiovaskuler - Kulit
2. BGA


Pembagian Hypoxemia
( Penyebab Primer )
1. HIPOKSIK HIPOKSIA
Penurunan kadar O2 disekitar lingkungan org tsb.
Terjadi karena adanya sumbatan airway
Gangguan ventilasi
2. KARDIOSIRKULASI
Sirkulasi darah jantung terganggu
Gangguan difusi

3. ANEMIK
Terjadi penurunan HB yang dilihat BGA

4. HISTOTOKSIK
- Gangguan yang dikarenakan adanya tek/ emboli : Gumpalan yang menyumbat
- Gangguan Transportasi

CARA PEMBERIAN TH/O2
Ada 2 macam:
1. Closed Sistem
2. Open Sistem
1. Closed Sistem
( sistem tertutup thd udara luar )
Merupakan suatu isolasi dr udara luar
Kadar O2 udara inhalasi mendekat 100%


Kerugian :
Keracunan O2:
Peningkatan kadar O2 darah sehingga menyebabkan terjadinya Alkalosis Respiratorik.
Batotrauma
Tekanan udara meningkat menyebabkan terjadi kerusakan.

2. Open Sistem
( Adanya kemungkinan tercampur aliran O2 dg udara luar )
- Kerugian
Perubahan flow inspiration rate menyebabkan perubahan kadar O2 yg dihisap.
- Sistem ini digunakan dg memakai alat:
1. Nasal Catheter
2. Kanul Nasal
3. Mask (sungkup) & Mask + Reservoir

EFEK SAMPING TH / O2
1. Pengeringan mukosa jalan nafas
Penump. Mukus
Infeksi sekunder
2. Terjadinya keracunan O2
- Pemakaian O2 ( meningkat dan lama )
3. Pa O2 yang meningkat Hipoventilasi karena hilangnya Hipoxie Prive yang merangsang nafas.
Pengatur kadar O2 shg Pa O2 optimal

TERAPI MODALITAS
1. BATUK EFEKTIF
Def : batuk yg dapat menghilangkan sekret
Tujuan :
Mengeluarklan benda asing dr dalam nafas termasuk sekret

TERAPI MODALITAS
FAKTOR 2 PENUNJANG BATUK EFEKTIF
1. SSP yang intak
2. Kemampuan menarik nafas dalam dan mengeluarkan dg cepat
3. Fungsi glotis normal
4. Kekuatan otot2 dinding abdomen yg cukup

KONTRA INDIKASI
1. Trauma abdomen
2. Operasi mulut (tracheostomy)

TERAPI MODALITAS

2. TERAPI NAFAS
Def : Penggunaan metode fisik pernafasan pd klien penyakit paru
Tujuan :
1. Mempertahankan, memperbaiki dan mencapai keefektipan dr seluruh bagian paru2 termasuk relaksasi otot pernafasan

TERAPI MODALITAS

2. Mencegah kolaps dr bagian paru2
3. Menghindari terjadinya bronchopneumoni
4. Latihan dilaksanakan setiap 1 –2 jam

TERAPI MODALITAS

1. Postural drainase
2. Fisioterapi dada :

Selasa, 13 Juli 2010

Bahaya Minum Teh Panas


Hasil riset terbaru oleh peneliti Iran menemukan, meminum teh dalam keadaan masih panas dapat menyebabkan Kanker Tenggorokan.

Pada penelitian terdahulu, dalam British Medical Journal dikemukakan terdapat hubungan antara tembakau dan alkohol sebagai penyebab kanker oesophagus. Selain itu disebutkan pula, minuman panas berpotensi menimbulkan tumor.

Meminum teh panas dengan temperatur di atas 70 derajat celcius sama dengan meningkatkan resiko kanker tenggorokan delapan kali lipat lebih besar jika dibandingkan Anda meminumnya dalam keadaan suam-suam kuku, yaitu di bawah 65 derajat, demikian penjelasan peneliti seperti yang dilansir Reuters.

Bersama timnya, Reza Malekzadeh dari Tehran University meneliti kebiasaan minum 300 orang yang didiagnosa mengidap kanker tenggorokan, sementara 571 orang lainnya dalam keadaan sehat. Mereka semua berasal dari daerah yang sama, di provinsi Golestan, di Iran Utara.

Malekzadeh menjadikan daerah ini sebagai sampel penelitian karena Golestan merupakan salah satu daerah dengan tingkat kanker tenggorokan tertinggi di dunia. Namun sebaliknya tingkat kebiasaan merokok dan minum alkohol di daerah ini sangat rendah. Yang perlu diketahui, hampir semua penduduknya meminum teh hitam secara rutin, sebanyak satu liter setiap harinya.

Hasilnya, orang yang rutin meminum teh kurang dari dua menit setelah dituangkan, beresiko memicu berkembangnya kanker lebih cepat jika dibandingkan dengan mereka yang menunggu empat menit atau lebih.
Tidak ada keterangan pasti seberapa panas suhu teh yang menyebabkan kanker, namun peneliti menyimpulkan luka akibat panas dari teh akan menyebabkan iritasi tenggorokan.

Dibandingkan dengan meminum teh hangat atau suam kuku pada temperatur 65 derajat Celsius atau kurang, meminum teh panas, antara 65 dan 68 derajat Celsius, berkaitan dengan dua kali resiko kanker tenggorokan, dan meminum teh yang sangat panas pada 70 derajat Celsius atau lebih berkaitan dengan peningkatan delapan kali lipat.

Dampak kanker tenggorokan cukup mengerikan. Tercatat setiap tahunnya lebih dari 500.000 orang di dunia meninggal akibat penyakit ini. Penyakit ini tumbuh subur terutama di daerah Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Kanker ini termasuk mematikan, dengan rata-rata kesembuhan sekira 12 hingga 31 persen, itu pun membutuhkan waktu yang cukup lama, sekira 5 tahun.

"Hasil penelitian memperlihatkan peningkatan kuat resiko OSCC yang berhubungan dengan meminum teh panas atau sangat panas,". Mereka menyarankan orang mesti menunggu beberapa menit sebelum meminum satu gelas teh yang baru diseduh dengan air mendidih.



Laporan itu juga memberi dukungan kepada pendapat bahwa cedera karena tersengat hawa panas mungkin menjadi penyebab kanker "epithelium", kendati cara panas meningkatkan perkembangan tumor belum diketahui.

Sabtu, 10 Juli 2010

Reaksi Transfusi

REAKSI TRANSFUSI
dr. Eni Kusumawati


DEFINISI
Suatu reaksi yang dapat terjadi setelah pemberian darah, komponen – komponen darah, atau berbagai cairan secara intravena

Reaksi yang terjadi dapat berupa : reaksi pirogen, reaksi alergi, reaksi hemolitik, atau transmisi penyakit-penyakit infeksi

1. REAKSI PIROGEN
Ditandai dengan pasien kedinginan, diikuti demam biasanya dalam 1 jam setelah transfusi/infus
Biasanya menggigil akan menghilang seteleah 15-30 menit
Sedangkan demam akan menetap sampai beberapa jam
Penatalaksanaan
Pasien harus diselimuti
Berikan air hangat (minum)
Reaksi pirogen biasanya tidak berbahaya

2. REAKSI ALERGI
Merupakan reaksi hipersensitivitas dari pasien terhadap komponen yang tidak diketahui dari darah donor
Reaksi ini sering terjadi dan dihubungkan dengan kemungkinan transmisi antibodi dari donor
Manifestasi Klinis
Biasanya tidak begitu hebat
Urtikaria
Edema
Pusing kepala
Sesak & mengi (kadang2)
Jarang sekali terjadi renjatan anafilaktik
Penatalaksanaan
Transfusi segera dihentikan
Berikan epineprin 1:1.000 sebanyak 0,5-1 ml subkutan
Berikan antihistamin, misalnya difehidramin 50 mg im
Preparat kortikosteroid parenteral

3. REAKSI HEMOLITIK
Dapat disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah, plasma atau serum dan pemberian cairan nonisotonik
Manifestasi Klinis
Berat atau ringannya reaksi hemolisis tergantungdari derajat inkompatibilitas, banyaknya darah yang diberikan dan fungsi dari hepar, ginjal, serta jantung
Gejala akan timbul segera setelah dimulai transfusi
Manifestasi Klinis
Rasa tidak enak dan gelisah
Kesukaran dalam bernafas
Rasa sakit pada leher dan prekordial
Muka menjadi merah (flushing)
Sesak nafas
Tekanan darah menurun
Mual dan muntah

Fase akut ini terjadi dalam 1 jam pertama.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-5 samapai ke-14
Pemeriksaan Penunjang
Kadar bilirubin meningkat
Ikterus
Hemoglobulinuria
Oliguria
Dan retensi nitrogen yang akan menimbulkan uremia
Penatalaksanaan
Hentikan transfusi
Berikan diuretik untuk mencegah nekrosis tubular akut
Manitol 10% 10-15 menit diberikan sebanyak 1.000 ml
Jika terdapat anuria, kemungkinan besar terjadi gagal ginjal
Pengobatan dilakukan terhadap gagal ginjal akut (Penting!  keseimbangan elektrolit & cairan)
Lakukan pemeriksaan ulang darah donor dan resipien

4. TRANSMISI PENYAKIT INFEKSI
Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui transfusi antara lain:
Hepatitis
Malaria
Sifilis
HIV/AIDS
Setiap calon donr harus ditanyakan dahulu apakah pasien pernah menderita penyakit tersebut dan apakah pasien baru saja datang dari daerah endemis

Senin, 05 Juli 2010

Anemia Defisiensi Asam Folat

ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT
dr. Eni Kusumawati

Asam folat terutama terdapa di daging, susu dan daun-daun hijau
Biasanya berhubungan dengan malnutrisi
Penurunan absorbsi asam folat jarang terjadi karena absorbsi terjadi di seluruh saluran cerna
Berhubungan dengan sirosis hepatis karena terdapat penurunan cadangan asam folat

MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda anemia defisiensi asam folat sama dengan anemia defisiensi vitamin B12  anemia megaloblastik
Perubahan mukosa, gejala-gejala neurologis (gangguan kepribadian, hilangnya daya ingat, dll)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran darah seperti anemia pernisiosa
Asam folat < 150 ng/ml

PENATALAKSANAAN
Suplemen asam folat 1 mg perhari