Kecelakaan lalu lintas adalah momok yang menakutkan. Setiap tahun, jutaan pria, wanita dan anak-anak meninggal dunia atau cacat permanen karena kecelakaan lalu lintas. Diperkirakan, setiap menit dua orang tewas karena kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia.
Salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah pengendara tertidur sesaat atau mengalami apa yang disebut tidur mikro (microsleep). Tidur mikro adalah episode tidur yang hanya berlangsung sepersekian detik sampai tiga puluh detik. (Bila lebih dari 30 detik maka disebut tidur beneran).
Meskipun hanya sekejap, episode tidur itu sangat berbahaya bila terjadi dalam situasi yang menuntut kewaspadaan konstan, seperti mengemudi kendaraan bermotor atau menjalankan mesin berat. Orang yang mengalami tidur mikro biasanya tidak menyadari telah tertidur atau kehilangan fokus sesaat. Ketika mengalami tidur mikro saat mengemudi mobil, misalnya, pengemudi merasa selalu mengendalikan mobilnya, dan kemudian tiba-tiba menyadari bahwa beberapa detik telah berlalu tanpa kesadaran. Dalam situasi tanpa kesadaran yang singkat itu, berbagai kecelakaan fatal dapat terjadi. Contohnya sebagai berikut:
1. Kecelakaan pesawat Air India di tahun 2010
Kecelakaan disebabkan sang pilot tertidur sehingga salah mengambil sudut ketika hendak mendarat. Kecelakaan itu menelan korban 158 jiwa.
2. Tabrakan KA Argo Bromo dan Senja Utama di Pemalang
Kecelakaan yang menewaskan 36 orang pada tahun yang sama juga diduga disebabkan masinis KA Argo Bromo tertidur. Selain kedua contoh itu, tidak terhitung jumlah kecelakaan lalu lintas di jalan raya yang disebabkan pengemudi tertidur, terutama ketika melaju di jalan tol yang monoton atau di malam hari.
Sebab Dan Gejala Tidur Mikro
Tidur mikro adalah reaksi pertahanan diri spontan karena tubuh mengalami defisit tidur, kelelahan fisik atau mental, depresi, sleep apnea, hipoksia, narkolepsi, atau hipersomnia. Tidur mikro dapat terjadi kapan saja tanpa peringatan sebelumnya. Namun, dalam kebanyakan kasus tidur mikro diawali oleh gejala mengantuk berat yang khas, yaitu:
* Sering melakukan kesalahan. Ketika mengemudi, kecepatan sering tidak teratur, salah mengambil jalur, dll.
* Kepala sering mengangguk/terkulai
* Kelopak mata berat, sebentar-sebentar menutup salah satu atau kedua mata
* Sakit kepala
* Menguap
* Perasaan lelah
Anda perlu mengambil jeda istirahat mengemudi setiap 2-5 jam untuk menghindari kelelahan. Ketika mendapati gejala mengantuk berat, Anda harus segera menghentikan kendaraan untuk berjalan-jalan atau tidur sejenak. Membuka jendela atau mengeraskan suara radio hanya menciptakan efek jangka pendek, tidak menghilangkan bahaya tidur mikro. Kopi, minuman energi atau stimulan lainnya juga hanya menunda episode tidur dan tidak menghilangkan ancamannya. Setelah penundaan itu, serangan tidur mikro kemudian bisa lebih berat dan tak tertahankan.
Seringkali sulit bagi pengemudi untuk menyadari gejalanya sendiri. Bila terdapat beberapa orang di kendaraan, pastikan ada orang yang mendampingi pengemudi untuk mengajak berbicara dan mengawasi kesadarannya. Desak pengemudi untuk beristirahat atau menyegarkan diri jika dia menunjukkan sejumlah gejala kantuk di atas. Lebih baik mencapai tujuan Anda dalam waktu lebih lama daripada mengalami kecelakaan karena terburu-buru ingin cepat sampai.
Askep Fiesta
Senin, 14 Maret 2011
Jumat, 11 Februari 2011
Daftar Bakteri Yang Mencemari Susu Formula
Publik kini sedang menanti tindakan kementerian kesehatan yang diwajibkan Mahkamah Agung (MA) untuk mengumumkan susu formula yang mengandung bakteri Enterobacter Sakazakii. Selain Sakazakii, ternyata masih ada bakteri lain yang bisa mencemari susu formula.
baca disini : http://lintas17.blogspot.com/2011/02/inilah-daftar-bakteri-yang-mencemari.html
baca disini : http://lintas17.blogspot.com/2011/02/inilah-daftar-bakteri-yang-mencemari.html
Sabtu, 15 Januari 2011
Panduan Wawancara Mendalam
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM
A. Prolog :
- Selamat pagi/siang/sore/malam…..Pak/Mas.
- Perkenalkan nama saya…..,peneliti dari STIKES Banyuwangi.
- Terima kasih atas kesedian dan partisipasinya.
B. Tujuan :
1. Riwayat Perokok
2. Persepsi tentang keuntungan dan kerugian dari merokok
3. apa yang bapak lakukan untuk mengurangi dampak buruk dari merokok
4. konsumsi yang bapak lakukan untuk mendapatkan efek yang paling baik.
5. usaha untuk berhenti dari merokok
C. Sebelumnya, kami minta izin dalam wawancara ini menggunakan alat perekam
D. Saya juga menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak
E. Dalam wawancara ini, mohon bapak memberikan informasi dan pendapat dengan jujur dan terbuka. Bapak tidak perlu takut untuk mengemukakan pendapat semua pendapat dan informasi saya terima apa adanya.
F. waktu wawancara antara 60-90 menit
G. pertanyaan :
1. apa yang bapak ketahui tentang rokok ?
2. sejak kapan bapak mulai merokok ?
3. apakah alasan bapak merokok ?
4. apa yang bapak ketahui tentang keuntungan dan kerugian dari merokok ?
5. setelah bapak tahu dampak buruk dari merokok, apa yang akan bapak lakukan untuk mengetahui dampak buruk dari merokok ?
6. setiap hari, berapa batang yang bapak habiskan ?
7. biasanya, bapak merokok jika ?
8. apa merk rokok bapak ?
9. untuk mendapatkan efek yang paling baik, konsumsi apa yang bapak lakukan?
10. sekarang kan banyak sekali iklan, poster, bahkan di bungkus rokonya telah ditulis bahaya dari merokok ?
11. sejauh ini apakah bapak pernah memiliki pikiran untuk berhenti merokok ? mengapa ?
12. apakah ada usaha-usaha untuk berhenti merokok ?
INFORMASI / RESPONDEN PENGGUNA ROKOK
Tanggal wawancara : 10-06-2009
Nama pewawancara : Nur Fikri
Nama informasi : Tn. N
Umur : 26 tahun
Pendidikan : SMA
Alamat asal : Banyuwangi
HASIL WAWANCARA MENDALAM
Pada hari Rabu, tanggal 10 Juni 2009 tepatnya pukul 15.32, kami melakukan wawancara mendalam kepada perokok aktif, sebut saja Tn. N dengan durasi waktu ± 45-60 menit. Kami melakukan wawancara disebuah warung kopi. Awalnya kami hanya sekedar melihat keadaan sekitar warung, lalu kami menyapa dengan ucapan salam. Selanjutnya kami menjelaskan kepada Tn. N maksud dan tujuan kami melakukan wawancara mendalam karena pada saat itu Tn. N sedang asyik merokok sambil menikmati secangkir kopi. Setelah cukup lama kami berbasa basi kami mulai mengutamakan point-point pertanyaan dan kami meyakinkan Tn. N bahwasanya kami menjamin kerahasiaan identitas Tn. N sehinga ia tidak merasa takut ketika kami mulai menanyakan.
Sejak kapan bapak mulai merokok ?
- dengan santainya ia menjawab “ pertama kali saya merokok sejak SMP “. Selanjutnya kami menanyakan,
Apa sih yang bapak ketahui tentang rokok ?
- Tn. N pun menjawab bahwasannya rokok dapat menyebabkan kanker, impotensi dll. Ketika kami tanyakan alasan dari Tn. N merokok. Ia menjawab : “tidak ada, suma iseng aja yang jadi kebiasaan.”
Menurut Tn. N, keuntungan dari merokok relatif tidak ada justru kerugiannya banyak seperti merusak paru-paru, merusak kesehatan dan bisa menyebabkan stoke.
Setelah mengetahui dampak dari merokok Tn. N memiliki pikiran untuk berhenti merokok tetapi karena kebiasaan jadi untuk berhenti sulit tergantung pada pergaulan. Tn. N mengatakan ia merokok tergantung mod. Jika mod jelek maka ia tidak merokok atau hanya menghabiskan 1-2 batang. Sebaliknya jika mod bagus bisa menghabiskan lebih dari 1 bungkus. Jika rokok yang dikonsumsi pun tergantung keuangan. “ jika keuangan bagus “ Dji Sam Soe” tapi jika keuangan lagi jelek ya cukup “ Tali Jagad “ yang penting bibir tidak pahit ”. kata Tn. N.
- banyaknya iklan, poster, bahkan dibalik bungkus rokok yang mencantumkan bahaya dari merokok sempat membuat Tn. N merasa takut, tetapi jika sudah menjadi kebiasaan, perasaan takut ini tidak ada. Ketika kami menanyakan,
- apakah ada usaha-usaha yang dilakukan Tn. N untuk berhenti merokok ?
Ia menjawab : pernah mengurangi merokok dan membersihkan giginya dan pernah sampai 1 bulan tidak merokok. Tetapi ia kembali merokok lagi karena pergaulan / komunitas di warung kopi yang membuatnya sulit untuk menolak rokok.
Akhirnya kami pun mengakhiri wawancara dengan Tn. N karena sesuatu hal yang membuat Tn. N beranjak dari warung kopi.
Rabu, 13 Oktober 2010
Nyeri Punggung Bawah, Jangan Anggap Enteng
Anda sering merasakan nyeri punggung bawah (low back pain)? Jika ya, Anda tidak sendirian. Menurut American Pain Foundation, 80% orang dewasa di Amerika pernah mengalami nyeri punggung bawah. Proporsi jumlah penderita gejala tersebut di negara berkembang diperkirakan tidak jauh beda. Wajar bukan? Ternyata bukan Anda saja yang mengalaminya. Namun jangan menganggap sesuatu yang wajar sebagai sesuatu yang normal-normal saja. Tetaplah waspada!
Anda mungkin pernah membaca statistik bahwa 40%-45% gejala nyeri punggung bawah akan hilang dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua minggu. Statistik tersebut mungkin benar. Namun apakah Anda akan menunggu hingga waktu selama itu sebelum bertindak? American Academy of Physic Medicine and Rehabilitation merilis informasi sebagai berikut:
40% penderita nyeri punggung bawah merasakan gejala tersebut hingga dua tahun
62% penderita nyeri punggung bawah merasakan serangan nyeri yang berulang hingga satu tahun setelah serangan pertama
Masalah nyeri punggung bawah yang berkelanjutan kebanyakan diderita oleh penderita yang baru datang ke dokter 6 hingga 10 minggu setelah serangan nyeri.
Penundaan pemeriksaan dan penanganan juga akan menaikkan biaya kesehatan yang akan dikeluarkan oleh penderita. Usia muda bukan jaminan bahwa nyeri punggung bawah akan cepat menghilang. American Pain Foundation menyebutkan bahwa lebih dari 26 juta warga Amerika usia 26-64 tahun menderita gejala ini.
Nyeri pungung dapat disebabkan atau dipicu oleh berbagai hal. Contoh beberapa hal yang dapat menyebabkan atau memicu terjadinya nyeri pungggung bawah adalah posisi yang konstan dalam waktu lama, kelainan saraf di sekitar tulang punggung, dan proses infeksi di sekitar tulang punggung. Cobalah Anda mengingat dan memperhatikan posisi tubuh Anda yang paling nyaman dan dapat meringankan rasa nyeri pungung Anda. Anda sebaiknya juga memperhatikan pada posisi apakah Anda merasakan nyeri punggung yang memberat. Segeralah berkunjung ke dokter dan ceritakan hal tersebut. Anda dapat mengunjungi dokter spesialis saraf, orthopedi, atau rehabilitsi medik. Kesehatan adalah sebuah anugrah yang sangat berharga. Jangan menunda-nunda selama masih ada harapan untuk hidup sehat, bugar, dan bahagia!
Spoiler for lowbackpain:
Anda mungkin pernah membaca statistik bahwa 40%-45% gejala nyeri punggung bawah akan hilang dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua minggu. Statistik tersebut mungkin benar. Namun apakah Anda akan menunggu hingga waktu selama itu sebelum bertindak? American Academy of Physic Medicine and Rehabilitation merilis informasi sebagai berikut:
40% penderita nyeri punggung bawah merasakan gejala tersebut hingga dua tahun
62% penderita nyeri punggung bawah merasakan serangan nyeri yang berulang hingga satu tahun setelah serangan pertama
Masalah nyeri punggung bawah yang berkelanjutan kebanyakan diderita oleh penderita yang baru datang ke dokter 6 hingga 10 minggu setelah serangan nyeri.
Spoiler for lowbackpain:
Penundaan pemeriksaan dan penanganan juga akan menaikkan biaya kesehatan yang akan dikeluarkan oleh penderita. Usia muda bukan jaminan bahwa nyeri punggung bawah akan cepat menghilang. American Pain Foundation menyebutkan bahwa lebih dari 26 juta warga Amerika usia 26-64 tahun menderita gejala ini.
Spoiler for lowbackpain:
Nyeri pungung dapat disebabkan atau dipicu oleh berbagai hal. Contoh beberapa hal yang dapat menyebabkan atau memicu terjadinya nyeri pungggung bawah adalah posisi yang konstan dalam waktu lama, kelainan saraf di sekitar tulang punggung, dan proses infeksi di sekitar tulang punggung. Cobalah Anda mengingat dan memperhatikan posisi tubuh Anda yang paling nyaman dan dapat meringankan rasa nyeri pungung Anda. Anda sebaiknya juga memperhatikan pada posisi apakah Anda merasakan nyeri punggung yang memberat. Segeralah berkunjung ke dokter dan ceritakan hal tersebut. Anda dapat mengunjungi dokter spesialis saraf, orthopedi, atau rehabilitsi medik. Kesehatan adalah sebuah anugrah yang sangat berharga. Jangan menunda-nunda selama masih ada harapan untuk hidup sehat, bugar, dan bahagia!
Selasa, 12 Oktober 2010
ASKEP ANAK MARASMUS
* Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649).
* Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196).
* Marasmus adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson, 1999:212).
* Zat gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pertahanan dan atau perbaikan. Zat gizi dikelompokkan menjadi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. (Arisman, 2004:157).
* Energi yang diperoleh oleh tubuh bukan hanya diperoleh dari proses katabolisme zat gizi yang tersimpan dalam tubuh, tetapi juga berasal dari energi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi.
* Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi, disamping membantu pengaturan metabolisme protein. Protein dalam darah mempunyai peranan fisiologis yang penting bagi tubuh untuk :
1. Mengatur tekanan air, dengan adanya tekanan osmose dari plasma protein.
2. Sebagai cadangan protein tubuh.
3. Mengontrol perdarahan (terutama dari fibrinogen).
4. Sebagai transport yang penting untuk zat-zat gizi tertentu.
5. Sebagai antibodi dari berbagai penyakit terutama dari gamma globulin.
Dalam darah ada 3 fraksi protein, yaitu : Albumin, globulin, fibrinogen.
ETIOLOGI
* Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orangtua-anak terganggu,karena kelainan metabolik, atau malformasi kongenital. (Nelson,1999).
* Marasmus dapat terjadi pada segala umur, akan tetapi yang sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi makanan penggantinya atau sering diserang diare. Marasmus juga dapat terjadi akibat berbagai penyakit lain seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung, malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan juga gangguan pada saraf pusat. (Dr. Solihin, 1990:116).
PATOFISIOLOGI
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92). Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina Mursada, 2002:11).
MANIFESTASI KLINIK
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit. (Nelson,1999).
Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut :
1. Badan kurus kering tampak seperti orangtua
2. Lethargi
3. Irritable
4. Kulit keriput (turgor kulit jelek)
5. Ubun-ubun cekung pada bayi
6. Jaingan subkutan hilang
7. Malaise
8. Kelaparan
9. Apatis
PENATALAKSANAAN
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
Penanganan KKP berat
Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan gizi.
Upaya pengobatan, meliputi :
* Pengobatan/pencegahan terhadap hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi.
* Pencegahan jika ada ancamanperkembangan renjatan septik
* Pengobatan infeksi
* Pemberian makanan
* Pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain, seperti kekurangan vitamin, anemia berat dan payah jantung.
Menurut Arisman, 2004:105
* Komposisi ppemberian CRO (Cairan Rehidrasi Oral) sebanyak 70-100 cc/kg BB biasanya cukup untuk mengoreksi dehidrasi.
* Cara pemberian dimulai sebanyak 5 cc/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam pertama peroral atau NGT kemudian tingkatkan menjadi 5-10 cc/kg BB/ jam.
* Cairan sebanyak itu harus habis dalam 12 jam.
* Pemberian ASI sebaiknya tidak dihentikan ketika pemberian CRO/intravena diberikan dalam kegiatan rehidrasi.
* Berika makanan cair yang mengandung 75-100 kkal/cc, masing-masing disebut sebagai F-75 dan F-100.
Menurut Nuchsan Lubis
Penatalaksanaan penderita marasmus yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap awal :24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkan jiwa, antara lain mengoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan IV.
* cairan yang diberikan adalah larutan Darrow-Glukosa atau Ringer Laktat Dextrose 5%.
* Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.
* Kemudian 140ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.
* Cairan diberikan 200ml/kg BB/ hari.
2. Tahap penyesuaian terhadap pemberian makanan
* Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/ kg BB/ hari atau rata-rata 50 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 1-1,5 gr/ kg BB/ hari.
* Kemudian dinaikkan bertahap 1-2 hari hingga mencapai 150-175 kalori/ kg BB/ hari, dengan protein 3-5 gr/ kg BB/ hari.
* Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet TKTP ini lebih kurang 7-10 hari.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
* Mengukur TB dan BB
* Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)
* Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
* Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
FOKUS INTERVENSI
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang). (Wong, 2004)
Tujuan :
Pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil :
meningkatkan masukan oral.
Intervensi :
a. Dapatkan riwayat diet
b. Dorong orangtua atau anggota keluarga lain untuk menyuapi anak atau ada disaat makan
c. Minta anak makan dimeja dalam kelompok dan buat waktu makan menjadi menyenangkan
d. Gunakan alat makan yang dikenalnya
e. Perawat harus ada saat makan untuk memberikan bantuan, mencegah gangguan dan memuji anak untuk makan mereka
f. Sajikan makansedikit tapi sering
g. Sajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare. (Carpenito, 2001:140)
Tujuan :
Tidak terjadi dehidrasi
Kriteria hasil :
Mukosa bibir lembab, tidak terjadi peningkatan suhu, turgor kulit baik.
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi
b. Monitor jumlah dan tipe masukan cairan
c. Ukur haluaran urine dengan akurat
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status metabolik. (Doengoes, 2000).
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan integritas kulit
Kriteria hasil :
kulit tidak kering, tidak bersisik, elastisitas normal
Intervesi :
a. Monitor kemerahan, pucat,ekskoriasi
b. Dorong mandi 2xsehari dan gunakan lotion setelah mandi
c. Massage kulit Kriteria hasilususnya diatas penonjolan tulang
d. Alih baring
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerusakan pertahanan tubuh
Tujuan :
Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil:
suhu tubuh normal 36,6 C-37,7 C,lekosit dalam batas normal
Intervensi :
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b. Pastikan semua alat yang kontak dengan pasien bersih/steril
c. Instruksikan pekerja perawatan kesehatan dan keluarga dalam prosedur kontrol infeksi
d. Beri antibiotik sesuai program
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya informasi (Doengoes, 2004)
Tujuan :
pengetahuan pasien dan keluarga bertambah
Kriteria hasil:
Menyatakan kesadaran dan perubahan pola hidup,mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala.
Intervensi :
a. Tentukan tingkat pengetahuan orangtua pasien
b. Mengkaji kebutuhan diet dan jawab pertanyaan sesuai indikasi
c. Dorong konsumsi makanan tinggi serat dan masukan cairan adekuat
d. Berikan informasi tertulis untuk orangtua pasien
6. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan melemahnyakemampuan fisik dan ketergantungan sekunder akibat masukan kalori atau nutrisi yang tidak adekuat. (Carpenito, 2001:157).
Tujuan :
Anak mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.
Kriteria hasil :
Terjadi peningkatan dalam perilaku personal, sosial, bahasa, kognitif atau aktifitas motorik sesuai dengan usianya.
Intervensi :
a. Ajarkan pada orangtua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia.
b. Kaji tingkat perkembangan anak dengan Denver II
c. Berikan kesempatan bagi anak yang sakit memenuhi tugas perkembangan
d. Berikan mainan sesuai usia anak.
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen sekunder akibat malnutrisi. (Carpenito, 2001:3)
Tujuan :
Anak mampu beraktifitas sesuai dengan kemampuannya.
Kriteria hasil :
Menunjukkan kembali kemampuan melakukan aktifitas.
Intervensi :
a. Berikan permainan dan aktifitas sesuai dengan usia
b. Bantu semua kebutuhan anak dengan melibatkan keluarga pasien
8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan rendahnya masukan protein (malnutrisi). (Carpenio, 2001:143).
Tujuan :
Kelebihan volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
Menyebutkan faktor-faktor penyebab dan metode-metode pencegahan edema, memperlihatkan penurunan edema perifer dan sacral.
Intervensi :
a. Pantau kulit terhadap tanda luka tekan
b. Ubah posisi sedikitnya 2 jam
c. Kaji masukan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan.
Peran dan Status dalam Lapisan Masyarakat
Peran dan Status dalam Lapisan Masyarakat
Titis Sriyanti, SKM
Titis Sriyanti, SKM
Dalam Negara terdapat tiga Unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang berada di tengah-tengahnya (Aristoteles, Yunani)
Sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakt yang hidup teratur.
Barang siapa yg memiliki sesuatu yg berharga dlm jumlah yg sangat banyak, dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan atas.
Definisi
Social Stratification adalah : pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas bertingkat (secara Hirarkis) (Sorokin, 1959)
Terjadinya Sistem Lapisan Masyarakat
Sistem Lapisan Masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya
ex : Marga tanah di Masyarakat Batak
Sistem Lapisan Masyarakat ada pula yang sengaja disusun
ex : Kepala Masyarakat di Masyarakat Ngaju, Kalimantan Selatan
Sifat Sistem Lapisan Masyarakat
Closed Social Stratification : membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yg lain.
Open Social Stratification : Anggota masyarakat berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan
Dasar Lapisan Masyarakat
Ukuran yg dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat
Ukuran Kekayaan
Ukuran Kekuasaan
Ukuran Kehormatan
Ukuran Ilmu Pengetahuan
Unsur-unsur Lapisan Masyarakat
Kedudukan (Status)
Tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial (Roucek dan Warren, 1962).
Kedudukan Sosial : tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, pretise dan hak-haknya, serta kewajiban-kewajibannya
Lanjutan……
Macam Kedudukan Sosial
Ascribed Status
kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Banyak ditemui pada kelompok masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup.
Lanjutan….
Achived Status
Kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang di sengaja
ex : setiap orang dapat menjadi hakim asal dengan persyaratan tertentu.
Lanjutan…….
Assigned Status
Merupakan kedudukan yang diberikan (Mayor Polak, 1966).
ex : seorang PNS seharusnya naik pangkat secara reguler, setelah menduduki kepangkatannya yang lama selama jangka waktu tertentu.
Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan.
Apabila seseorang telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran
Lanjutan…..
Peranan mencakup 3 hal (Lenvinson, 1964)
Peranan meliputi norma-norma yg dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dlm masyarakat.
Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dlm masyarakat suatu organisasi.
Peranan juga dapat dikatakan perilaku individu yang penting bagi struktur organisasi masyarakat.
Sejalan dg adanya status conflict, jg ada conflict of role.
Bahkan terjadi pemisahan antara individu dg peranannya yg sesungguhnya —› role-distance
Biasanya setiap pihak mempunyai perangakt peranan tertentu —› set of role
ex : seorang dokter yang berinteraksi dengan pihak-pihak tertentu di dalam suatu sub sistem sosial RS
Pembahasan perihal aneka macam peranan yg melekat pd individu2 dlm masy penting bg hal2 berikut :
Bahwa peranan tertentu hrs dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan.
Peranan tsb seyogyanya diletakkan pada individu-individu yg oleh masy dianggap mampu melaksanakannya.
Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu yg tak mampu melaksanakan peranannya
Apabila semua org sanggup dan melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan mampu memberikan peluang yang seimbang.
Lapisan yg Sengaja Disusun
Chester I Barnard secara khusus membahas sistem lapisan yg sengaja disusun oleh organisasi2 formal untuk mengejar suatu tujuan tertentu.
Sistem pembagian kekuasaan & wewenang dlm organisasi dibedakan:
Sistem Fungsional yg merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yg tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yg sederajat.
Sistem scalar yg yg merupkan pembagian kekuaasan menurut tangga kedudukan dari atas ke bawah.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP
Faktor Internal
Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis sangat berperan penting bagi individu,karena di sinilah sikap individu mulai terbentuk. Misalkan saja seseorang yang tidak mempunyai kesempurnaan fisik(cacat fisik) akan mempunyai tingkat kepercayaan diri yang berbeda dengan seseorang yang normal. Seseorang cacat fisik cenderung kurang percaya diri dan menutup diri dari orang lain. Contoh lainnya adalah tingkat kesanggupan badan untuk melakukan kerja juga akan mempengaruhi sikap individu.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis juga berperan dalam pembentukan sikap. Karena dengan aspek psikologis akan berdampak pada sikap individu,jika psikologis seseorang sehat dan mampu beradaptasi maka akan terbentuk sikap yang positif,sebaliknya jika aspek psikologis terganggu maka sikap yang di timbulkan juga mengarah pada kejahatan dan penyimpangan perilaku.
Faktor Motivasi
Motifasi sendiri berperan untuk memberikan dorongan agar suatu tujuan dapat tercapai. Motivasi juga berdasarkan lingkungan sekitar,bagaimana cara individu menyesuaikan situasi agar terbentuk sikap yang baik.
Faktor Eksternal
Faktor Pengalaman
Faktor pengalaman pada individu memberikan pengajaran dan pengetahuan pada seseorang. Dengan pengalaman seseorang akan mengetahui bagaiman menetukan sikap yang baik/buruk. Misalkan pada sseorang yang punya banyak pengalaman berharga,bisa saja ia menjadi orang yang bijaksana atau bahkan menjadi orang yang sombong.
Faktor Situasi
Faktor situasi dapat dikatakan sebagai peluang untuk menetukan dan membentuk sikap. Dalam setiap situasi individu harus mampu berdaptasi karena jika tidak di khawatirkan akan muncul sikap-sikap yang kurang pantas untuk di tampilkan dalam masyarakat.
Faktor Norma
Norma dalam kehidupan dapat memberikan batasan-batasan,dalam hubunganya dengan sikap individu adalah sikap yang timbul dapat bervariasi. Misalkan saja seseorang yang anggota keluarganya seorang militer,dia akan membentuk sikap yang cenderung disiplin dan sedikit keras. Lain halnya pada seseorang yang anggota keluarganya seorang pencuri,dia akan cenderung lebih santai dalam menjalani hidup dan bahkan tidak mempunyai sopan santun.
Faktor Hambatan
Dari kat hambatan saja dapat di simpulkan bahwa faktor ini mempengaruhi terbentuknya sikap. Hambatan itu sendiri dapat di temui dalam lingkungan intrinsik maupun ekstrinsik,dan disini sikap seseorang akan susah untuk di munculkan.
Faktor Pendorong
Faktor pendorong dapat di gunakan sebagai pembentuk sikap. Dorongan dapat timbul oleh pengaruh yang datang dari diri sendiri maupun lingkungan luar,pendidikan,pergaulan,dan lain sebagainya.
Pada akhirnya yang menilai dan yang memantau reaksi tersebut adalah obyek sikap. Obyek sikap sendiri berhak untuk menilai apakahsikap dan reaksi yang individu timbulkan berhak untuk diberi sebuah penghargaan atau bahkan kecaman. Karena disini seseorang tidak dapat menilai dirinya sendiri tanpa dukungan dari orang lain.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
Misalkan mengambil contoh faktor pengalaman
Seorang perawat profesional mempunyai pengalaman melakukan kegiatan injeksi dan dia juga pernah menjadi obyek mahasiswa coba dalam tes injeksi. Pada saat ia menjadi seorang mahasiswa ia juga merasa gugup untuk melakukan injeksi,tetapi karena sekarang ia sudah mahir(pengalaman yang cukup) maka ia akan bersikap,lebih menarik,tenang. Dan reaksi yang di timbulkan ia akan memberikan pelayanan yang memuaskan pada pasien,dan pasien sendiri akan merasa si untungkan.
Faktor Psikologis
Misalkan jika seseorang perawat mengalami depresi akibat permasalahan perekonomian keluarga atau bahkan tugas kerja yang di bebankan terlalu banyak. Maka ia akan memunculkan reaksi yang negatif,ia akan cepat emosi,tidak fokus dalm kerja,dan pihak yang di rugikan adalah pasien. Sudah sakit masih mendapat perlakuan yang buruk dari perawat dan tidak mendapat pelayanan secara maksimal.
Faktor Motivasi
Motivasi di perlukan oleh seorang perawat untuk berkembang menjadi yang lebih baik lagi. Dorongan yang di hasilkan akan membentuk sikap perawat yang profesional,bertanggung jawab pada tugasnya. Reaksi yang di timbulkan juga bermacam-macam,tingkah laku dan penampilan yang menarik,pandai dan cekatan serta dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan dapat menghibur pasien.
Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis sangat berperan penting bagi individu,karena di sinilah sikap individu mulai terbentuk. Misalkan saja seseorang yang tidak mempunyai kesempurnaan fisik(cacat fisik) akan mempunyai tingkat kepercayaan diri yang berbeda dengan seseorang yang normal. Seseorang cacat fisik cenderung kurang percaya diri dan menutup diri dari orang lain. Contoh lainnya adalah tingkat kesanggupan badan untuk melakukan kerja juga akan mempengaruhi sikap individu.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis juga berperan dalam pembentukan sikap. Karena dengan aspek psikologis akan berdampak pada sikap individu,jika psikologis seseorang sehat dan mampu beradaptasi maka akan terbentuk sikap yang positif,sebaliknya jika aspek psikologis terganggu maka sikap yang di timbulkan juga mengarah pada kejahatan dan penyimpangan perilaku.
Faktor Motivasi
Motifasi sendiri berperan untuk memberikan dorongan agar suatu tujuan dapat tercapai. Motivasi juga berdasarkan lingkungan sekitar,bagaimana cara individu menyesuaikan situasi agar terbentuk sikap yang baik.
Faktor Eksternal
Faktor Pengalaman
Faktor pengalaman pada individu memberikan pengajaran dan pengetahuan pada seseorang. Dengan pengalaman seseorang akan mengetahui bagaiman menetukan sikap yang baik/buruk. Misalkan pada sseorang yang punya banyak pengalaman berharga,bisa saja ia menjadi orang yang bijaksana atau bahkan menjadi orang yang sombong.
Faktor Situasi
Faktor situasi dapat dikatakan sebagai peluang untuk menetukan dan membentuk sikap. Dalam setiap situasi individu harus mampu berdaptasi karena jika tidak di khawatirkan akan muncul sikap-sikap yang kurang pantas untuk di tampilkan dalam masyarakat.
Faktor Norma
Norma dalam kehidupan dapat memberikan batasan-batasan,dalam hubunganya dengan sikap individu adalah sikap yang timbul dapat bervariasi. Misalkan saja seseorang yang anggota keluarganya seorang militer,dia akan membentuk sikap yang cenderung disiplin dan sedikit keras. Lain halnya pada seseorang yang anggota keluarganya seorang pencuri,dia akan cenderung lebih santai dalam menjalani hidup dan bahkan tidak mempunyai sopan santun.
Faktor Hambatan
Dari kat hambatan saja dapat di simpulkan bahwa faktor ini mempengaruhi terbentuknya sikap. Hambatan itu sendiri dapat di temui dalam lingkungan intrinsik maupun ekstrinsik,dan disini sikap seseorang akan susah untuk di munculkan.
Faktor Pendorong
Faktor pendorong dapat di gunakan sebagai pembentuk sikap. Dorongan dapat timbul oleh pengaruh yang datang dari diri sendiri maupun lingkungan luar,pendidikan,pergaulan,dan lain sebagainya.
Faktor-faktor internal maupun eksternal tersebut dapat berpengaruh dalam pembentukan sikap,sikap yangterbentuk juga akn menimbulkan sebuah reksi. Reaksi tersebut dapat bersifat positif maupun negatif,reaksi yang positif dapat di menunjukkan sikap yang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat lainnya. Sedangkan reaksi negatif dapat menunjukan sikap seseorang yang kurang serasi dalam kehidupan masyarakat.
Pada akhirnya yang menilai dan yang memantau reaksi tersebut adalah obyek sikap. Obyek sikap sendiri berhak untuk menilai apakahsikap dan reaksi yang individu timbulkan berhak untuk diberi sebuah penghargaan atau bahkan kecaman. Karena disini seseorang tidak dapat menilai dirinya sendiri tanpa dukungan dari orang lain.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
Misalkan mengambil contoh faktor pengalaman
Seorang perawat profesional mempunyai pengalaman melakukan kegiatan injeksi dan dia juga pernah menjadi obyek mahasiswa coba dalam tes injeksi. Pada saat ia menjadi seorang mahasiswa ia juga merasa gugup untuk melakukan injeksi,tetapi karena sekarang ia sudah mahir(pengalaman yang cukup) maka ia akan bersikap,lebih menarik,tenang. Dan reaksi yang di timbulkan ia akan memberikan pelayanan yang memuaskan pada pasien,dan pasien sendiri akan merasa si untungkan.
Faktor Psikologis
Misalkan jika seseorang perawat mengalami depresi akibat permasalahan perekonomian keluarga atau bahkan tugas kerja yang di bebankan terlalu banyak. Maka ia akan memunculkan reaksi yang negatif,ia akan cepat emosi,tidak fokus dalm kerja,dan pihak yang di rugikan adalah pasien. Sudah sakit masih mendapat perlakuan yang buruk dari perawat dan tidak mendapat pelayanan secara maksimal.
Faktor Motivasi
Motivasi di perlukan oleh seorang perawat untuk berkembang menjadi yang lebih baik lagi. Dorongan yang di hasilkan akan membentuk sikap perawat yang profesional,bertanggung jawab pada tugasnya. Reaksi yang di timbulkan juga bermacam-macam,tingkah laku dan penampilan yang menarik,pandai dan cekatan serta dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan dapat menghibur pasien.
Langganan:
Postingan (Atom)