Rabu, 02 Juni 2010
ASKEP Rawat Gabung ( Rooming In )
LATAR BELAKANG
UNICEF menyatakan, terdapat 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahunnya. UNICEF menyebutkan bukti ilmiah terbaru, yang juga dikeluarkan oleh Journal Paediatrics ini, bahwa bayi yang diberikan susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia maupun di dunia sebenarnya dapat diminimalisir dengan salah satunya melakukan Rawat Gabung.
Infeksi pada bayi baru lahir merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diobati. Angka kematian akibat infeksi di Indonesia yang tertinggi, khususnya infeksi pada neonatus masih merupakan masalah yang gawat. Di Jakarta, khususnya di RSCM infeksi nosokomial merupakan 10-15% dari morbiditas perinatal. Ada bermacam cara yang mampu kita upayakan untuk pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, salah satunya dengan melakukan Rawat Gabung (rooming in), walaupun fungsi rawat gabung tidak terbatas pada pencegahan infeksi semata.
Rawat gabung merupakan satu cara perawatan di mana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Istilah rawat gabung parsial yang dulu banyak dianut, yaitu rawat gabung hanya dalam beberapa jam seharinya, misalnya hanya siang hari saja sementara pada malam hari bayi dirawat di kamar bayi, sekarang tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi.
Tujuan rawat gabung adalah agar Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit dan yang lebih penting lagi, Ibu memperoleh bekal keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit. Dalam perawatan gabung suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar, selain itu Ibu akan mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat selalu kontak dengan buah hati yang sangat dicintainya, demikian pula sebaliknya bayi dengan ibunya.
Banyak RS yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama ibunya selama 24 jam. Meskipun selama ini banyak RS yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi, terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meski hanya sesaat (Yamauchi and Yamanouchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo and Kaminski 2000). Bahkan makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung (skin-to-skin contact) dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst 1997). Karena itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya (on demand). Semua kondisi tersebut akan membantu kelancaran dari produksi ASI.
Rooming in akan membantu memperlancar pemberian ASI. Karena dalam tubuh
ibu menyusui ada hormon oksitosin. Hormon ini sangat berpengaruh pada keadaan emosi ibu. Jika Ibu tenang dan bahagia karena dapat mendekap bayinya, maka hormon ini akan meningkat dan ASI pun cepat keluar. Sehingga bayi lebih puas mendapatkan ASI . Manfaat lain dari perawatan rooming in bagi bayi akan lebih cepat menyesuaikan dengan waktu tidur dan bangun dengan ibu. Selain itu jika bayi menangis akan langsung didekap ibu sehingga bayi akan tenang mendengarkan detak jantung ibu. Bagi Ibu, perawatan rooming in akan memperkecil resiko mengalami depresi pasca melahirkan, karena ibu merasakan daya tarik tersendiri terhadap bayinya dan membuat rasa sayang kepadanya.
Tujuan
Untuk mengetahui pentingnya rooming in dalam perawatan ibu dan anak.
Rumusan Masalah
apakah yang dimaksud dengan rooming in?
Apa tujuan dan manfaat rooming in bagi ibu dan anak?
Batasan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini kami membatasi pada pokok bahasan rooming in
Manfaat
Untuk menambah wawasan khusus mahasiswa tentang rooming in
1. PENGERTIAN
Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.
Ada dua jenis rawat gabung :
A. RG kontinu : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam
B. RG parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya Misalnya pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi.
Rawat gabung parsial saat ini tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi.
2. TUJUAN RAWAT GABUNG
A. Memberikan bantuan emosional
1. Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi
2.Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi
B. Penggunaan ASI
1. Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI
2. Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin
C. Pencegahan infeksi
mencegah terjadinya infeksi silang
D. Pendidikan kesehatan
Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu
E. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi
4. MANFAAT RAWAT GABUNG
A. Bagi ibu
1. Aspek psikologi
2. Aspek fisik
a. Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik
b. Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi
A. Bagi bayi
1. Aspek psikologi
a. Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan pskologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.
b. Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak
2. Aspek fisik
a. Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibodi
b. Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya
c. Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil
d. Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang
e. Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi
f. Alergi terhadap susu buatan berkurang
c. Bagi keluarga
1. Aspek psikologi
Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi
2. Aspek ekonomi
Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit.
d. Bagi petugas
1. Aspek psikologi
Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
2. Aspek fisik
Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan
4 PELAKSANAAN
A. Di poliklinik kebidanan
a. Penyuluhan tentang ASI
b. Memutar film
c. Melayani konsultasi masalah ibu dan anak
B. Kamar persiapan
a. Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik.
b. Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.
C. Kamar Persalinan
a. Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar. Serta menyusui segera setelah lahir.
b. Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI
D. Kamar perawatan
a. Bayi diletakkan dekat dengan ibunya
b. Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal
c. Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara
d. Mencatat keadaan bayi sehari-hari
e. KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare
f. Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus
5. SASARAN DAN SYARAT
a. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong
b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb
c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.
d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7)
e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih
g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
h. Bayi dan ibu sehat
6. KONTRA INDIKASI
Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :
b. Pasca eklamsi
c. Penyakit infeksi akut, TBC
d. Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek
e. Karsinoma payudara
B. Bayi
a. Bayi kejang
b. Sakit berat pada jantung
c. Bayi yang memerlukan pengawasan intensif
d. Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu
7. PERSYRARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL
A. Bayi
a. Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu
b. Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi
c. Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm
B. Ibu
a. Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm
b. Tinggi 90 cm
C. Ruang
a. Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
b. Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)
D. Sarana
a. Lemari pakaian
b. Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
c. Tempat cuci tangan ibu
d. Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri
e. Ada sarana penghubung
f. Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang sederhana
g. Perlengkapan perawatan bayi
E. Petugas
a. Rasio petugas dengan pasien 1 : 6
b. Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG
7. MODEL PENGATURAN RUANGAN RAWAT GABUNG
a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain
bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya
c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap
udara
d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama
e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
9. KEUNTUNGAN & KERUGIAN
A. Keuntungan
a. Menggalakkan penggunaan ASI
b. Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat
c. Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh
d. Ibu dapat belajar merawat bayi
e. Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan
f. Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi
g. Berkurangnya infeksi silang
h. Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan
B. Kerugian
a.ibu kurang istirahat
b. Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena pengaruh orang lain
c. Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung
d. Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar