Laman

Rabu, 12 Mei 2010

ASKEP KECEMASAN

Pengertian


Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang melakukan tindakan untuk mengatasi ancaman.
Kecemasan berkaitan dengan perasaan tidak pasti /tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik

Ganggguan panik dialami lebih kurang 1,7% dari populasi orang dewasa. Angka kejadian sepanjang hidup gangguan panik dilaporkan 1,5% sampai 5%, sedangkan serangan panik sebanyak 3% sampai 5,6%.
Gangguan panik sering berlansung menahun, sangat bervariasi pada tiap individu. Dalam jangka panjang, 30% - 40% penderita tidak lagi mengalami serangan panik, 50% mengalami gejala ringan sehingga tidak mempengaruhi kehidupannya, sedangkan sisanya masih mengalami gejala yang bermakna (Elvira, 2008).

Pengertian Menurut Para Ahli
1.Sigmound Freud menyatakan bahwa ketegangan atau kecemasan yang terjadi pada diri individu tanpa tujuan atau objek, tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image.
2. Sulivan menyatakan bahwa kecemasan timbul karena adanya ancaman terhadap self esteem oleh orang terdekat. Pada orang dewasa kecemasan terjadi bila pretige dan dignity diri terancam oleh orang lain.
3. Pepleu menyatakan bahwa kecemasan dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Disamping itu kecemasan merupakan respon terhadap bahaya yang tidak diketahui dan terjadi bila ada hambatan pemenuhan kebutuhan.

Berbeda dengan ketakutan (fear),
Ketakutan merupakan angan-angan seseorang terhadap sumber yang jelas, atau objek dimana dimana orang tersebut dapat mengidentifikasi dan menjelaskan objek tersebut. Ketakutan melibatkan penafsiran intelektual dari stimulus yang mengancam, sedangkan kecemasan melibatkan respon emosional terhadap penafsiran.

Kriteria Serangan panik, obsesi dan kompulsi


Panik

Palpitasi, jantung berdenyut keras
Berkeringat
Gemetar atau goyah
Merasa tersedak
Nyeri dada
Mual
Merasa pening
- Ketakutan kehilangan kendali diri
- Ketakutan mati
- Perestesia (semutan)

OBSESI
Pikiran , impuls atau bayangan berulang dan menetap
Pikiran, impuls dengan kekhawatiran yang berlebihan
Individu berupaya menekan pikiran-pikiran irasional
Individu mengenali pikiran obsesi

KOMPULSIF
Perilaku berulang (seperti mencuci tangan ) atau aksi mental (misalnya berdoa, menghitung, menggumam kata tanpa terdengar) sehingga individu merasa terdorong untuk melakukan respons terhadap obsesi

Managemen Keperawatan

1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi ( penyebab cemas menurut beberapa teori) :
Menurut teori psikoanalisa
Kecemasan disebabkan oleh karena ego tidak dapat menengahi 2 elemen ( id - Superego ) yang bertentangan, tibulnya konflik dikarenakan 2 elemen kepribadian antara id dan superego bertentangan.
Teori Interpersonal
Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan. Cemas berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti perpisahan, kelemahan fisik.

Teori Perilaku
Kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari /mengurangi kepedihan.

Teori eksistensial
Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi dan arti. Konsep inti teori eksistensi adalah bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol didalam dirinya.

Teori Biologi
Dalam tubuh manusia ada zat kimiawi yang disebut neurotransmiter yang fungsinya sebagai reseptor seperti: (katekolamin, sirotonin, Asetilkolin, Gamma Amino Buteric Acid). Pada orang cemas terjadi peningkatan dopamin, nor-adrenalin serta sirotonin.

b. Faktor presipitasi ( stresor pencetus )
1) Ancaman terhadap integritas ( ketidakamampuan fisiologi).
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang yang membahayakan identitas seperti fungsi sosial, harga diri

c. Perilaku
Cemas dapat diekspresikan secara langsung seperti perubahan fisiologis tubuh dan perilaku itu sendiri, atau dalam kondisi tak langsung seperti mekanisme koping.

d. Mekanisme Koping
Ketidakmampuan mengatasi stres secara konstruksi menyebabkan terjadinya perilaku patologis. Pola yang cenderung digunakan seseorang untuk mengatasi cemas apabila cemas itu sudah berat / menghebat. Cemas ringan sering di atasi tanpa pemikira. Dua jenis mekanisme koping : Orientasi tugas dan orientasi ego

e. Sumber Koping
a. Modal Ekonomi
b. Dukungan Sosial
c. Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah
d. Mengadopsi strategi koping dari orang lain yang berhasil
e. Kayakinan /kepercayaan yang berasal dari budaya atau nilai-nilai dalam masyarakat

Tanda gejala ansietas
Pasien datang ke pelayanan kesehatan atau ke psikiatri biasanya mengeluh trias-ansietas,yaitu ;
1) rasa cemas hari depan tak menentu,
2) over aktifitas, dan
3) perasaan tegang dan takut.

f. Masalah keperawatan
1. Pola pernafasan in-efekif
2. Koping individu, in-efektif
3. Kerusakan komunikasi verbal
4. Ansietas
5. Ketidakberdayaan
6. Ketakutan

g. Diagnose Keperawatan :
a. Cemas tingkat berat/Panik
b. Cemas sedang

a. Cemas Berat/panik
1) Tujuan yang diharapakan :
Klien terlindung dari bahaya
Klien dapat menyesuaikan dengan lingkungan barunya
Klien dapat mengikuti aktifitas yang telah dijadwalkan
Klien dapat mengalami kesembuhan dengan berkurangnya tanda gejala

b. Rencana tindakan keperawatan
1. Lindungi klien dari bahaya
Bina hubungan terapeutik : terima terlebih dahulu kehendaknya dan beri dukungan klien dari pada melawan
Kenalkan realitas nyeri yang berhubungan dengan mekanisme koping Jangan fokuskan pada fobia, ritual atau keluhan fisik.
Beri umpan balik tentang : perilaku stress, penilaian stresor dan sumber koping
Perkuat ide bahwa kesehatan fisik Berhubungan dengan kesehatan emosi
Kemudian mulailah membuat batasan perilaku mal-adaptif klien dengan cara mendukung

2. Modifikasi lingkungan yang dapat mengurangi
kecemasan
Lakukan cara yang tenang kepada klien
Kurangi stimulasi lingkungan
Batasi interaksi pasien dengan orang lain, untuk meminimalkan menularnya cemas pada orang lain.
Identifikasi dan modifikasi situasi yang mempengaruhi kecemasan
Berikan tindakan yang dapat mendukung fisik, seperti; mandi hangat, massage.

3. Dorong klien melakukan aktifitas yang telah dijadwalkan
Dukung klien untuk beraktifitas dengan berbagi kegiatan seperti membersihkan ruangan, merawat taman selanjutnya berikan penguatan perilaku produktif secara social
Berikan beberapa jenis latihan fisik seperti; senam, relaksasi.
Bersama-sama klien untuk membuat jadwal kegiatan
Libatkan keluarga atau sismtem pendukung lainnya yang memungkinkan

4. Kolaborasi pemberian obat-obat anti ansietas untuk menurunkan gejal-gejala cemas berat
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas,
Amati efek samping obat

b. Cemas tingkat sedang
1) Tujuan Umum
Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas
Klien dapat mengenali penyebab cemas
Klien dapat menguraikan respon koping adaptif dan mal-adaptif
Klien dapat melaksanakan 2 respon adaptif untuk mengatasi cemas

b. Rencana tindakan keperawatan
1. Identifikasi perasaan cemas
Bina hubungan saling percaya
Bantu klien mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
Monitor adakah kesesuaian perilaku dengan perasaan
Validasi pasien tentang perasaan cemasnya semua perubahan dari asumsi yang ada
Gunakan pertanyaan terbuka , kaitkan perilaku klien dengan perasaan klien
Lakukan konfrontasi suportif secara bijaksana. (jika perlu)

2. Kenali penyebab kecemasan klien
Bantu klien untuk menggambarkan situasi dan interaksi yang mendahului cemas
Tinjau penilaian klien terhadap; stresor; nilai-nilai yang terancam; timbulnya konflik
Hubungkan pengalaman klien sekarang dengan masa lalu

3. Dorong klien untuk menguraikan cara koping adaptif
Gali bagaimana klien mengatasi cemas dimasa lalu dan bagaimana tindakan yang dilakukan
Tunjukan efek distruktif dari koping mal-adaptif
Dorong klien untuk melakukan koping adaptif yang efektif
Beri tanggung jawab klien
Bantu klien menilai kembali : nilai, sifat dan arti stressor
Diskusikan dengan klien manfaat manfaat berhubungan dan akibat kita tidak berhubungan

4. Bantu klien melakukan 2 respon adaptif untuk mengatasi cemas
Bantu klien mengidentifikasi cara untuk membangun kembali : pikiran positif; perilaku adaptif, penggunaan sumber-sumer koping, dan menguji respon koping yang baru
Beri dorongan untuk melakukan aktifitas fisik dalam menyalurkan energi
Libatkan orang terdekat sebagai sumber koping/dukungan social
Ajarkan latihan relaksasi untuk meningkatkan pengendalian diri, relevansi diri serta mengurangi stress.

PELAKSANAAN
Pelaksanaan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan

1. Evaluasi Subyektif
a) Klien merasa nyaman dalam menjalani perawatan
b) Klien secara bertahap dapat menerima dirinya
2. Evaluasi Objektif
Klien berubah perilakunya , tidak tampak ada gejala marah atau agresif
Klien dapat memulai percakapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar