MATERI 1
KONSEP dan SEJARAH PERILAKU MANUSIA
SECARA HISTORIS
Proses perkembangan PL manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri, dan sebagian tergantung pada alam.
Ciri khas manusia adl memiliki kebutuhan yang secara terus menerus untuk dipenuhi. Mns dibekali cipta (kognitif), rasa (afektif) dan karsa (psikomotor) serta dapat mengatur dunia untuk kepentingan hidupnya.
PROSES TERBENTUKNYA PL
TEORI PERILAKU
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung ataupun tidak langsung
Ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperluakan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan (Notoatmojo,S.1997:60).
Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Desminiarti:1990).
CIRI PL MANUSIA
Kepekaan sosial, adl kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan Plnya sesuai pandangan dan harapan org lain;
Kelangsungan PL, adl PL manusia terjadi scr berkesinambungan;
Orientasi pada tugas;
Usaha dan perjuangan;
Keunikan individu.
PROSES PEMBENTUKAN PL
Teori Kebutuhan (Abraham Maslow), yaitu PL terbentuk karena adanya kebutuhan.
MOTIVASI PL
Dorongan untuk mencapai tujuan tertentu baik disadari atau tidak disadari ;
- Intrinsik
- Ekstrinsik
Untuk meningkatkan motivasi PL ada 4, :
a. memberi hadiah,
b. persaingan yang sehat,
c. memperjelas tujuan,
d. memberi informasi keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PL seseorang dipengaruhi oleh :
BENTUK PL
PERILAKU KESEHATAN
PERILAKU KESEHATAN
Tanggapan seseorang terhadap rangsangan
yang berkaitan dengan sakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh/ sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu:
Health Promotion Behavior
Health Prevention Behavior
Health Seeking Behavior
Health Rehabilitation Behavior
Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Respon thd fasilitas pelyn.kes
Respon thd cara pelyn.kes
Respon thd petugas pelyn.kes
Respon thd pemberian obat-obatan
Perilaku Orang Sakit dan Perilaku Orang Sehat
Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan (Solita Sarwono,1993)
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, olahraga, dll.
Penyebab Perilaku Sakit
Dikenal dan dirasakannya tanda/gejala yang menyimpang dari keadaan normal
Anggapan adanya gejala serius yang menimbulkan bahaya
Gejala yang diderita dirasakan akan mengganggu hub kerja, masy & keluarga
Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit
Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesh.
7 (Tujuh) Perilaku Orang Sakit Yang Dapat Diamati
Fearfullness
Regresi
Egosentris
Hiperbolis
Emosional
Perubahan Persepsi Individu
Berkurangnya Minat
PERILAKU ABNORMAL
Perilaku normal adl perilaku yang adekuat (serasi, tepat) yang bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya. Sikap hidupnya/ attitude-nya sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat ia berada, sehingga tercapai satu relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan.
Abnormal (dari segi patologis) adl akibat suatu kecelakaan, suatu penyakit, atau status kepribadian yang kacau yang kita jumpai pada penderita simptom klinis tertentu
Abnormal (dari segi statistik) adl bahwa perilaku tersebut jarang ditemukan.
Abnormal (dari segi kultural) adl bahwa perilaku tersebut melanggar norma sosial atau mengancam atau mencemaskan mereka yang mengamatinya.
Pribadi yang normal secara relatif dekat sekali dengan integrasi jasmaniah-rokhaniah yang ideal, kehidupan psikisnya kurang lebih stabil sifatnya, tidak banyak memendam konflik batin, tenang, dan jasmaniahnya sehat selalu.
Pribadi yang abnormal mempunyai atribut secara relatif mereka itu jauh daripada status integrasi. Ada atribut “inferior” dan “superior”.
SEBAB-SEBAB ABNORMALITAS
Sebab-sebab yang menjadi seseorang abnormal ada beberapa kejadian, yaitu:
Faktor Hereditas atu keturunan
antara lain pada peristiwa psikosa, idiocy, psikosa sifilitik (oleh penyakit syphilis).
Faktor sebelum lahir
a. yaitu kekurangan nutrisi, infeksi dan luka- luka, serta keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan.
b. Sewaktu ibu mengandung menderita penyakit antara lain: kholera, typhus, malaria khronis, syphilis, TBC (bayi akan menderita toxemia, yaitu peristiwa keracunan pada darah, sehingga terjadi abnormalitas pada sistem syaraf neuron).
c. Terjadi intoxication/ keracuanan pada janin karena pada waktu mengandung muda minum obat-obat penenang yang beracun sehingga mengakibatkan bayi mengalami kerusakan mental.
d. Ibu mengalami psikosa ketika tengah mengandung sehingga bayi yang lahir akan mengalami cacat mental.
e. Ketika ibu sedang mengandung perut atau kandungannya tekena pukulan yang hebat shg menyebabkan bayi rusak atau cacat otak.
3. Faktor ketika lahir
a. Kelahiran dengan bantuan tang (tangverlossing) yang sulit. Kurang lebih 5% dari jumlah bayi yang lahir dengan cara tersebut mengalami retardasi mental.
b. Asphixia, lahir tanpa napas seolah-olah tercekik.hal ini disebabkan adanya lendir dalam alat pernapasan bayi. Padat pula sang ibu mendapat anaesthesi (zat bius) terlalu banyak shg bayi-bayi tersebut dapat mengalami retardasi mental.
c. Prematurity, 5% bayi-bayi ini mengalami kerusakan otak, pertumbuhan dan perkembangnnya menjadi terlambat, dan pendarahan pada bagian kepala berupa intracranial haemorrhage.
4. Faktor sesudah lahir (0 - 3 tahun)
Pengalaman-pengalaman traumatik yaitu luka-luka pada kepala atau di kepala bagian dalam oleh karena bayi pernah jatuh, terpukul,dan bayi pernah pingsan lama.
Kejang/ stuip, bayi menderita sakit atau panas yang tinggi, infeksi, kejang-kejang tau mengalami epilepsi.
Infeksi pada otak atau pada selaput otak pada umumnya anak akan mengalami retardasi atau kelambatan pada fungsi intelegensinya
d. Kekurangan nutrisi
e. Faktor psikologis, kurang kasih sayang orang tuanya anak akan mengalami hambatan pada perkembangan intelligensinya dan emosinya.
MACAM-MACAM PL ABNORMAL
PSIKOPAT
adl kelainan pl, khususnya berbentuk pl yang anti sosial, yaitu tidak memedulikan norma-norma sosial (sarwono, Sarlito Wirawan, 2000)
Penyebab
Tidak mendapat kasih sayang dari lingkungannya pada masa muda, pada tahun-tahun pertama tidak pernah memperoleh kemesraan dan kelembutan dari lingkungannya.
Akibatnya
Kehilangan perasaan sosial dan kemanusiaan, tidak mampu menjalin hubungan antar manusia, diliputi rasa kebencian/ dendam/ curiga, diliputi rasa tidak senang dan tdk puas.
Bentuk Psikopat
DEFISIENSI MORAL
individu yang hidupnya deliquent, selalu melakukan kejahatan dan berperilaku asosial.
Penyebab
tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya dan selalu mendapat perlakuan yang keras dan kejam, shg ind menjadi pendendam.
Kelompok defisiensi moral
Damage Children
- Suka protes
- Badung
- Suka melawan
- Egois
- Retardasi
- Sikap dingin/ cuek
Juvenile deliquency
- Tidak memiliki kesadaran sosial dan moral, mental lemah, labil, tidak terbentuk, dan tidak terkendali karena tidak terbentuk super ego
- overacting, perilaku liar
- mempunyai rasa inferior dan dendam yang dikompensasikan dengan perbuatan kekerasan, agresif, destruktif, dan kriminal.
ABNORMALITAS SEKSUAL
Jenis-jenis abnormalitas seksual
Homoseksual adl ketertarikan melakukan hubungan sek dengan sesama jenis
Pedofilia adl pemuasan seksual dengan obyeknya seorang anak, baik sejenis atau lawan jenis.
Transvestitisme adl abnormalitas seksual pada laki-laki heteroseksual dalam memperoleh kepuasan seksual dengan memakai pakaian wanita
Ekshibisionism adl memperoleh kepuasan seks dengan jalan memperlihatkan genetaliannya secara berulang kpd orang yang tdk dikenal
Bestiality adl kepuasan seksual yang diperoleh melalui hubungan seksual dengan binatang.
Incest adl hubungan seks antara dua orang didlm/ diluar perkawinan dengan keluarga dekat.
METPEN DALAM PSIKOLOGI ABNORMAL
Studi Kasus
Riset Epidemiologis
Metode Korelasi
Eksperimen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar