BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Bagian tubuh yang diserang biasanya pada persendian di jari,lutut,pinggul,dan tulang punggung. Kondisi ini antara lain terjadi akibat aktifitas berlebihan atau trauma berulang yang dialami sendi sehingga teradi aus pada tulang rawan sendi(kartilago) yang menjadi bantal bagi tulang dan menyebabkan rasa nyeri jika sendi digerakkan.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh smakan pagi terhadap daya konsentrasi anak sekolah di SDN I Singotrunan kelas 3 ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh makan pagi terhadap daya konsentrasi di SDN I Singotrunan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi makan pagi terhadap daya konsentrasi
2. Mengidentifikasi daya konsentrasi anak sekolah dasar
3. Mengidentidikasi pengaruh makan pagi terhadap daya konsentrasi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan wacana ilmiah pada ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan anak tentang pengaruh sarapan terhadap daya konsentrasi anak sekolah.
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan dengan penelitian ini orang tua dapat mengetahui pentingnya sarapan sehingga daya konsentasi anak meningkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Konsentrasi
2.1.1 Pengertian Konsentrasi
Konsentrasi berarti kita dapat memfokuskan pikiran kepada satu hal. Keseimbangan semakin bagus kemampuan anda dalam konsentrasi, maka semakin cepat anda bisa menangkap signal dari dalam diri tentang apa yang kurang. Dengan ini semua maka hidup kita cepat seimbang atau stabil. Kalau membaca penjelasan para ahli seputar kecerdasan multiple (multiple intelligence). Konsentrasi ini terkait dengan apa yang mereka sebut dengan istilah intra personality intelligency, yaitu kemampuan seseorang untuk bisa “connect” dengan dirinya (seven ways of knowing, David Lazear, 1991).
Jadi konsentrasi adalah penggunaan yang professional terhadap pikiran untuk bisa fokus pada sasaran yang kita inginkan. Ini berarti konsentrasi itu adalah jalan tengah (the proper way) diantara dua sisi yang ekstrim yaitu distraksi dan tensi (tension). Kalau kita tegang biasanya bukan konsentrasi yang muncul tetapi adalah over consentration (pandangan sempit), sebaliknya bila kita terkena distraksi sesuatu yang tidak penting tidak mendesak dan tidak prioritas untuk kita pikirkan maka ini adalah under consentration (ngelantur).
2.1.2 Cara Meningkatkan Konsentrasi
- Fokus
- Belajar mengontrol pikiran
- Praktek
- Meditasi
- Perhatikan kondisi fisik
2.1.3 Daya Kognitif
Secara umum yang dimaksud dengan kognitif adalah kemampuan internal seseeorang untuk berpikir atau memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
2.1.4 Definisi Strategi Kognitif
a. Menurut Bell-Gredler
menyebutkan strategi kognisi sebagai suatu proses berfikir induktif, yaitu membuat generalisasi dari fakta atau konsep dan prinsip dari apa yang diketahui seseorang.
b. Menurut Gagne dan Briggs
Menyatakan suatu contoh strategi kognisi ialah proses inferensi atau induksi. Strategi kognitif merupakan kapabilitas yang mengatur cara bagaimana siswa mengelola belajarnya, ketika mengingat-ingat dan berfikir juga merupakan proses pengendali atau pengatur pelaksana tindakan.
2.1.5 Latar Belakang Strategi Kognitif
Strategi kognitif lahir berdasarkan paradigma kontruksivisme dikembangkan luas oleh Kean Piaget, ia dikenal seorang psikolog pada akhirnya lebih tertarik pada filsafat kontruksivisme dalam proses belajar. Titik sentral teori Jean Peaget adalah perkembangan pikiran secara alami dari lahir sampai dewasa, menurut Piaget untuk memahami teori ini kita harus paham tentang asumsi biologi maupun implikasi asumsi tersebut dalam mengartikan pengetahuan.
2.1.6 Paradigma Konstruksivisme
Paradigma Konstruksivisme oleh Jean Piaget melandasi timbunya strategi kognitif disebut Teori Meta Cogntion. Teori Meta Cognition merupakan ketrampilan yang dimiliki oleh siswa-siswa dalam mengatur dan mengontrol proses berfikir.
a. Menurut Preisseisen Meta Cognition meliputi empat jenis ketrampilan, yaitu :
1. Ketrampilan pemecahan masalah (problem solving) yaitu :
Ketrampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta-fakta analisis informasi, menyusun berbagai alternative pemecahan dan memilih pemecahan masalah yang paling efektif.
2. Ketrampilan pengambilan keputusan (decision making) yaitu:
Ketrampilan individu dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memiliki suatu keputusan yang terbaik dari beberapa pilihan yang ada melalui pengumpulan informasi perbandingan kebaikan dan kekurangan dari setiap alternatif, analisis infiormasi dan pengambilan keputusan yang terbaik berdasarkan alasan-alasan rasional.
3. Ketrampilan Berfikir Kritis (creative thinking) yaitu :
Ketrampilan individu dalam menggunakan proses berpikinya yaitu menganalisa argument dan memberikan interpretasi berdasarkan persepsi yang benar dan rasional, analisis asumsi dan bisa dari argument dari interpretasi logis.
4. Ketrampilan berfikir kreatif (creative thinking) yaitu :
Ketrampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk menghsilkan gagasan yang baru, kontruktif berdasarkan konsep dan prinsip yang rasional maupun persepsi dan intuisi individu.
2.1.7 Peran Strategi Kognitif dalam Akselerasi Pembelajaran
1. Menurut Dave Maier menulis beberapa prinsip pokok akselerasi pembelajaran, yaitu :
a. Adanya keterlibatan total pembelajaran dalam meningkatkan pembelajaran.
b. Belajar bukanlah mengumpulkan informasi secara pasif melainkan menciptakan pengetahuan secara aktif.
c. Kerjasama di antara pembelajar sangat membantu meningkatkan hasil belajar.
d. Belajar berpusat aktifitas seringlebih berhasil daripada belajar berpusat persentasi.
e. Belajar berpusat aktifitas dapat dirancang dalam waktu yang jauh lebih singkat daripada waktu yang diperlukan untuk merancang pengajaran dengan prestasi.
2. Menurut Socrates dan Jhon Dewey belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara mental dan fisik yang diikuti dengan kesemptan merefleksikan hal-hal yang dilakukan dari hasil perilaku tersebut. Menurut prinsip kontruktivisme seorang pengajar atau guru dan dosen berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu proses belajar.
2.1.8 Komponen dalam Perkembangan Strategi Kogntif yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1. Perkembangan fungsi kognitif terdiri dari empat faktor masing-masing adalah :
a. Lingkungan fisik
b. Kematangan
c. Pengarah sosial
d. Proses pengaturan diri disebut ekuilibrasi.
2. Proses perkembangan menurut Piaget dipengaruhi oleh tiga proses dasar : asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
1. ASimilasi adalah proses kognitif yang dengan seseorang mengintrgrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam fikirannya.
2. Akomodasi yaitu membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan.
3. Equibibrium yakni pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur kesimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Diseguilibrium adalah keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi dan equilibration adalah proses dari diseguilibrium ke equilibrium.
2.1.9 Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mntal yang sering berawal dari tingkat “Pengetahuan” sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu “evaluasi” kawasan kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu :
a. Tingkat Pengetahuan (knowledge)
Tujuan intruksional pada level ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya seperti misalnya : fakta terminology, rumus, strategi pemecahan masalah dan sebagainya.
b. Tingkat pemahamam (comprehension)
Kategori pemahaman dihubungakan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan dan informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.
c. Tingkat penerapan (application)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi baru serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat analisis (analysis)
Analisis merupakan kemampuan mengidentifikasi, memisahkan dan membedakaan komponen-komponan suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontraindikasi. Dalam hal ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
e. Tingkat sintesis (Syntesis)
Sintesis di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada seehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
f. Tingkat evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan level tertinggi yang menghadapkan siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau bnda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi disini lebih condong ke bentuk penilaian biasa dari pada sistem evaluasi.
2.2 Konsep Makan Pagi
2.2.1 Pengertian Makan Pagi
Makan pagi merupakan kunci pembuka aktivitas seseorang sepanjang hari. Setiap orang tentu saja membutuhkan energi untuk aktivitas, dan energi itu hanya bisa diperoleh jika sarapan. Ada banyak contoh dimana sarapan akan sangat membantu aktivitas, sebaliknya cukupbanyak pula contoh dimana orang tidak sarapan memperlihatkan kinerja yang kurang bagi bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.
2.2.2 Manfaat Makan Pagi
Makan makanan beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi bisa disebut triguna makanan yaktu manakan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah stu zat gizi tertentu pda satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Sehingga keanekaragaman makanan dalam kehidupan sehari-hari yang dikonsumsi minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan sumber zat pembangun, dan satu jenis lagi makanan sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip yang ideal jika setiap kali makan siang dan makan malam. Tak jauh beda dengan makan siang, makan pagi harus bergizi seimbang. Apalagi untuk anak-anak yang tengah dalam masa pertumbuhan. Karena keterbatasan waktu terkadang orang tua terpaksa menyajikan menu sarapan seadanya, hanya roti dan susu bahkan ada yang cuma minum susu. Untuk itu perlu menanamkan pemahaman bahwa sarapan merupakan hal yang sangat penting untuk anak-anak yang tengah dalam masa pertumbuhan. Berkaitan dengan menu sejumlah pakar gizi menganjurkan agar menu sarapan tidak berbeda jauh dari menu makan siang. Artinya menu sarapan pun hendaknya mengandung karbohidrat, protein dan lemak. Jadi untuk sarapan pun diusahakan ada buah-buahan, sayur, lauk pauk dan susu. Jika tidak ada susu bisa diganti dengan sumber protein lain seperti ikan, daging atau tempe. Saran ini sekligus menampik anggapan di kalangan masyarakat bahwa perut seseorang belum siap menerima makanan berat ketika pagi hari. Karena itu orang sering sekali hanya makan roti dan susu ketika sarapan. Padahal menu sarapan seperti ini tidak akan menunjang kebutuhan tubuh anak untuk beraktifitas secara maksimal, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah). Dengan makanan yang seimbang dan serat yang cukup (25 – 35 gram/hari) dapat mencegah atau memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit degeneratif seperti darah tinggi, diabetes millitus dan sebagai.
2.2.3 Komponen Gizi untuk Makan Pagi
Setiap anak membutuhkan asupan 25 - 30% dari total kebutuhan kalori sehari-hari. Penelitian yang dilakukan para ahli dari Maryland school menunjukkan makan pagi akan menaikkan prestasi anak di sekolah. Daya kosentrasi anak ketika menerima pelajaran juga lebih haik. Selain itu perilakunya pun lebih baik, ceria, kooperatif dan mudah berteman. Bahkan anak yang hiperaktif pun akan tenang dan bisa berkonstrasi, sehingga tercipta sarapan yang berkualitas maka menu sarapan pagi seharusnya mengandung tiga komponen yaitu : komponen tepung, komponen susu, dan komponen buah atau sayur. Bila tidak lengkap misalnya hanya makanan manis akibatnya kadar gula darah si anak akan cepat naik. Dan setelah mencapai puncak dalam waktu satu jam akan kembali turun dan rasa lapar pun muncul lagi. Hal itu tidak akan terjadi jika menu yang disajikan saat sarapan pagi adalah paduan dari berbagai sumber zat gizi (karbohidrat, lemak dan vitamin). Makanan dengan panduan zat gizi seperti ini akan dicerna secara bertahap sehingga kadar gula darah menjadi stabil dalam jangka waktu lebih lama (www.http:sarapan pagi untuk anak.com).
2.2.4 Sumber Makanan Bergizi
1. Protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Protein Nabati), dan makanan dari hewan (Protein Hewani ).
Fungsi protein bagi tubuh antra lain :
a. Membangun sel-sel yang rusak.
b. Membentuk zat-zat pengatur seperti Enzim dan Hormon
c. Membentuk Zat Inti energi (1 gram energi kira-kira akan menghasilkan 4,1 Kalori )
2. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya.
Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah :
a. Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia ( 1 gram lemak mengahsilkan sekitar 9,3 kalori)
b. Sebagai pelarut vitamin: A, D, E, K.
c. Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah.
3. Karbohidrat, berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi Monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat pada umumnya sumber karbohidrat ini bersala dari tumbuh-tunbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok.
4. Vitamin-vitamin, yaitu dibedakan menjadi dua, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan vitamian B), dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K)
Fungsi masing-masing vitamin antara lain:
a. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel, dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.
b. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
c. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata, dan Enzim dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel
d. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah, dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf
e. Vitamin C, berfungsi sebagai aktivataor macam-macam fermen perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel penting dalam pembentukan trombosit
f. Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan fospor dalam bersama¬
g. sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dari usus,dan mempengaruhi kerja kelenjar endoktrin
h. Vitamin E, berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel membelah.
i. Vitamin K, berfungsi dalam membentuk protombin, yang berarti penting dalam proses pembekuan darah
5. Mineral, terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor (CI), kalium (K), dan lodium (L), secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel yang dan jaringan.
2.2.5 13 PESAN DASAR GIZI SEIMBANG
1. Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makananan yang beraneka harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan bahkan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing¬-masing kelompok (bayi, balita, anak, remaja, ibu hamil dan menyusui, orang dewasa dan lansia).
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak, serta protein. Energi dibutuhkan metabolisme dasar (seperti untuk menghasilkan panas tubuh serta kerja orang-orang tubuh) dan untuk aktifitas sehari-sehari seperti belajar, bekerja serta berolah raga. Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas (kegemukan) sementara kekurangan energi dapat menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya dikonsumsi dengan memperhatikan zat tepat waktu, tepat indikasi dan tepat jumlah. Makanan ini sebaiknya di makan pada siang hari ketika kita akan atau sedang melakukan aktifitas dan jumlahnya tidak melebihi 3-4 sendok makan gula / hari. Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi bersama makanan yang merupakan surnber unsur gizi lain seperti protein, lemak / minyak, vitamin, dan mineral. Seyogyanya 50-60% dari kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.konsumsi lemak dan minyak yang berlebihan, khususnya lemak / minyak jenuh dari hewan, dapat berisiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang mempunyai kecendrungan kearah tersebut. Displidemia atau kenaikan kadar lemak (kolesterol atau trigliserida) dalam darah merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Konsumsi lemak / minyak dianjurkan tidak melebihi 20 % dari total kalori dan perlu di ingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran tersendiri sebagai sumber asam lemak esensial serta membantu penyerapan beberapa vitamin yang larut lemak (A, D, E, K).
5. Gunakan garam beryodium. Penggunaan garam beryodium dapat mencegah Ganggauan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Namun, penggunaan garam yang berlebihan juga tidak dianjurkan karena garam mengandung natrium yang bisa meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya konsumsi garam tidak melebihi 6 gram atau 1 sendok teh perhari.
6. Makanlah makanan sumber zat besi. Makanan seperti sayuran hijau, kacang-¬kacangan, hati, telur, dan daging banyak mengandung zat besi dan perlu di konsumsi dalam jumlah yang cukup untuk mencegah Anemia Gizi.
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 Bulan. Untuk dapat memberikan ASI dengan baik, Ibu menyusui harus meningkatkan jumlah dan mutu gizi makanannya selama hamil menyusui. Makanan pendaping ASI (PASI) hanya boleh diberikan setelah usia Bayi lebih dari 4 Bulan dan memberinya harus bertahap menurut Umur, pertumbuhan badan serta perkembangan kecerdasan.
8. Biasakan makan pagi. Makan pagi dengan makan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan.
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air minum harus bersih dan bebas kuman. Minumlah air bersih sampai Dua Liter per hari sehingga Metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat air sangat dibutuhkan sebagai pelarut unsur gizi bagi keperluan Metabolisme tersebut. Konsumsi air tersebut dapat menghindari dehidrasi dan akan menurunkan resiko efeksi serta batu ginjal.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga yang teratur. Kegiatan ini akan membantu mempertahankan berat badan normal disamping meningkatkan kesegaran tubuh. Memperlancar aliran darah dan mencegah Osteoporosis khusus pada lansia.
11. Hindari minum-minuman beralkohol. Alkohol bersama-sama rokok, dan obat-¬obatan terlarang lainnya harus dihindari karena dapat memebawa resiko untuk terjadinya berbagai penyakit degeneratif, Vaskuler dan Kanker.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung kuman atau parasit lain, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan makanan yang diolah dengan baik sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak rusak, merupakan makanan yang aman dan baik bagi kesehatan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Label pada makanan berkemasan harus berisikan tanggal kadarluarsa, kandungan gizi dan bahan aditif yang digunakan. Konsumen yang berhati-hati dan memperhatikan label tersebut akan terhindar dari makanan yang rusak, tidak bergizi dan makanan yang berbahaya. Selain itu, konsumen dapat menilai halal tidaknya makanan tersebut.
2.2.6 Pendidikan Gizi di Sekolah
Pendidikan gizi di sekolah mempunyai beberapa keuntungan antara lain anak¬anak mempunyai pemikiran yang terbuka dibandingkan pemikiran orang dewasa, dan pengetahuan yang diterima dapat merupakan dasar bagi pembinaan kebiasaan makannya. Anak-anak umumnya mempunyai hasrat besar untuk ingin tau dan mempelajarinya lebih jauh. Pengenalan pendidikan gizi di sekolah berarti memberikan materi gizi secara formal didalam kurikulum pendidikan calon pengajar (Guru) atau memberikan pendidikan tambahan kepada guru yang telah bekerja. Lebih lanjut guru atau pelajar memerlukan penyegaran kembali setelah beberapa tahun bekerja, atau memerlukan bahan-bahan referensi (acuan), buku, majalah, diktat, dan sebaginya agar selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi bidang pangan dan gizi. Selain itu dapat pula menambah pengetahuan melaiui kerjasama yang dijalin dengan para tenaga penyuluh dari program-program yang dilaksanakan.
Tujuan umum pendidikan gizi di sekolah adalah sebagai berikut:
• Meningkatkan kesehatan dan perkembangan fisik anak-anak sekolah.
• Menanamkan kebiasaan dan cara-cara makan yang baik.
Mengembangkan pengetahuan dan sikap tentang peranan makanan yang bergizi bagi kesehatan manusia.
Membantu anak-anak dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam produksi, pengolahan, pengawetan, penyimpanan, pemilihan pangan kaitannya dengan konsumsi pangan dan gizi.
Melalui pendidikan gizi di sekolah dapat diharapkan tidak saja si anak mempunyai pengetahuan, sikap dan cara praktek dalam konsumsi pangan, akan tetapi mereka juga dapat mengaruhi keluarga dan anggotanya untuk mengubah kebiasaan yang salah menjadi kebiasaan yang mengikuti syarat-syarat ilmu gizi.
Oleh karena pendidikan berusaha mengubah kebiasaan konsumsi pangan yang kurang sesuai dengan norma-norma gizi di samping mnambah pengetahuan, umum di bidang lebih baik apabila pendidikan tersebut diberikan sedini mungkin. Dianjurkan agar pendidikan itu paling tidak diberikan sejak anak mulai belajar di sekolah dasar sebagai bagian dari mata ajaran yang sudah atau merupakan mata ajaran sendiri jika keadaan memungkinkan. Pendididikan gizi dapat diberikan dalam kelas atau di luar kelas sebagai kegiatan praktikum.
Anak sebagai mana orang dewasa juga memerlukan dorongan yang kuat agar anak itu mau belajar. Misalnya diberi gambaran bahwa anak yang gizinya baik itu dapat tumbuh dengan baik, badannya menjadi besar, kuat, sehat, kulitnya bagus, pintar, mudah menerima pelajaran, lulus dalam ujian, mudah masuk sekolah lanjutan, dan lain sebagainya.
Anak belajar dari apa yang mereka ketahui dan bukan dari sesuatu hipotesis. Ini berarti bahwah guru harus mengetahui bagaimana anak berfikir makan yang berbeda¬-beda. Untuk itu dapat digunakan secara wawancara atau dengan membagikan kuesioner untuk dapat merka jawab.
Hasil pertemuan antara FAO, UNESCO dan WHO menganjurkan agar pendidikan gizi diberikan segera setelah anak masuk sekolah dasar, kemudian dilanjutkan di sekolah-sekolah lanjutannya. Waktu anak masuk sekolah, mereka telah memiliki kebiasaan makan tertentu. Apbila kebiasaan makan tersebut belum sesui dengan yang seharusnya, maka harus segera dilakukan upaya perbaikan agar jangan sampai berkelanjutan. Usaha perbaikan ini akan lebih efektif apabila ornag tua ikut berpartisipasi. Perlu di ingat bahwa guru hanya bertemu anak-anak di sekoIah dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan orang tuanya, oleh sebab itu jelas bahwa peranan orang tua sangat besar khususnya dalam hal memberi makanan sehari¬-hari.
Ditingkat sekolah dasar, program sebaiknya ditujukan agar anak dapat memilih dan menikmati beragam makanan yang mengandung zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara baik dan sehat. Pelajaran ini mencakup pangan apa yang dapat dijumpai di lingkungannya, dari mana pangan tersebut berasal, apakah semua mahluk perlu makanan, mengapa makanan yang dikonsumsi itu harus bersih, bagaimana tanaman dan hewan itu membantu kehidupan manusia, bagai mana agar makanan tidak rusak dan busuk, apa akibat kurang makan dan kurang gizi, serta materi-materi lain yang relevan.
Guru dapat mengetahui keadaan gizi anak dengan mengukur berat badan dan tinggi badan, menanyakan konsumsi pangannya dirumah, kebiasaan makan sebelum ke sekolah, apakah suka jajan, apakah sudah biasa makan sayur-sayuran, buah-buahan, dan sebagainya. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelaiaran tentang gizi. Dengan demikian materi yang diberikan sekaligus berkaitan dengan keadaan yang dihadapi sehari-hari.
2.2.7 Pengaruh Makan Pagi terhadap Daya Konsentrasi
Makan pagi dengan komposisi menu yang seimbang seperti karbohidrat protein, dan lemak akan meningkatkan daya konsentrasi anak. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan makronutrien yang perlu di metabolisme lagi oleh tubuh supaya bisa diserap oleh aliran darah. Hasil dari metabolisme tersebut berupa mikronutrien seperti galaktosa, asam amino, asam lemak dan lain-lain. Semua komponen tersebut merupakan nutrisi yang diperlukan bagi otak. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan nutrisi medulla spinalis, yaitu untuk pembentukan myelin (selaput pembungkus sel saraf). Asam amino diperlukan otak untuk membuat neurotransmitter, yaitu bahan kimia yang di butuhkan tubuh untuk mengatur daya ingat, suasana hati (mood), emosi dan lain-lain. Asam amno selain untuk mebuat neurotansmitter juga dipecah sebagai sumber energi apabila dibutuhkan. Lemak selain diperlukan dalam jumlah sedikit sebagai energi juga digunakan oleh otak untuk membentuk mielin, sedangkan mielin merupakan zat yang mengelilingi se saraf otak dan akson agar tidak mudah rusak bisa tekena rangsangan. Seluruh asam lemak dapat dibuat oleh tubuh dari protein dan karbohidrat, kecuali satu yaitu asam linoeat. Tanpa asam linoleat, otak tidak dapat memperbaiki myelin dan dapat megakibatkan hilangnya koordinasi, daya ingat, gangguan paranoid, apatis, gemetar dan halusinasi. Dari penjelasan di atas dapat dsimpulkan bahwa makan pagi dengan menu yang seimbang dapat memperbaiki kerja otak sehingga daya konsentrasi seseorang menjadi baik.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan
: Yang diteliti
: Yang tidak diteliti
3.2 Hipotesis
Adanya pengaruh yang bermakna tentang pengaruh makan pagi terhadap daya konsentrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar