TRANSFUSI DARAH
Oleh :
Diana Kusumawati S.Kep.Ns
TERAPI DARAH DAN KOMPONEN DARAH
A. Syarat-syarat pendonor darah :
Berat badan harus lebih dari 50 Kg untuk donor standart 450 ml. donor yg berat badannya kurang dari 50 kg hanya boleh mendonorkan sesuai dgn berat badannya
Suhu tidak boleh melebihi 37,5 C
Denyut nadi harus teratur antara 50 smp 100 x/I
Tekanan sistol harus diantara 90 -180 mmHg
Kadar Hb pd wanita paling tidak 12,5 gr/dl dan pria 13,5gr/dl
Usia minimal 18 thn Karena pertimbangan kebutuhan besi yg tinggi pada akil balik .
batas atas 65 thn karena meningkatnya insiden penyakit kardiovaskuler dan serebrovaskuler
Pendonor harus dalam keadaan sehat dan harus bebas dari faktor dibawah ini :
Riwayat hepatitis sekarang atau terdahulu / riwayat kontak dekat dgn pasien hepatitis / dialisis dlm 6 bln terakhir
Riwayat sifilis dan malaria yg tidak diobati, karena penyakit ini dapat ditularkan melalui transfusi meskipun sdh setahun sebelumnya. orang yg sdh bebas gejala dan bebas terapi selama 3 thn setelah menderita malaria diperbolehkan menjadi donor
Riwayat atau terdapat bukti penyalah gunaan obat dgn cara menyuntik sendiri karena banyak pengguna obat intravena adalah karier hepatitis dan resiko terjadi AIDS tinggi pada kelompok ini
Riwayat kemungkinan pajanan HIV seperti : melakukan sex anal, kontak sex dgn bannyak pasangan dan pengguna obat intravena
Infeksi kulit karena kemungkinan mengkontaminasi jarum flebotomi
Riwayat asma, urtikaria, alergi obat karena hipersensitif dapat ditransmisi secara pasif ke resipien
Kehamilan dalam 6 bulan terakhir karena kebutuhan nutrisi yg tinggi pada ibu hamil
Riwayat terpajan penyakit menular dalam 3 minggu karena ada resiko penularan ke resipien
Riwayat donor darah dlm 56 hari terakhir
B. Darah dan Komponen Darah
1unit darah yang telah diambil dari donor mengandung sekitar 450 ml darah dan 60-70ml anti koagulan. Pengawet yg berfungsi sbg anti koagulan dan menyediakan gula untuk metabolisme sel darah merah
Darah dapat disimpan pada 1- 6 Derajat Celsius di Bank darah selama 21-35 hari
Tergantung jenis pengawet atau anti koagulan yg dipakai
Setelah itu harus dibuang karena sdh banyak sel darah merah yg mati secara invivo
Darah yang sudah tersimpan lebih dari 24 jam tidak lagi mengandung trombosit
Macam-macam transfusi
Transfusi sel darah merah
Transfusi plasma
Transfusi albumin
Transfusi darah masih
Sebagai penggantian volume darah total penderita yang disimpan kurang dari 24 jam
Transfusi pada bagian kedaruratan medik misal: kecelakaan, ruang pembedahan / bagian kebidanan jika penderita mengalami perdarahan hebat, syok hipovolemik akut
Indikasi untuk transfusi sel darah merah
Kehilangan darah yg akut
Jika darah hilang karena trauma/pembedahan,maka penggantian sel darah merah maupun volume darah dibutuhkan
Jika lebih dari separuh volume darah hilang, maka darah lengkap yg harus diberikan
Jika < dari separuh maka konsentrasi sel darah merah dan plasma yg diberikan Transfusi darah pra bedah Kadar Hb 80 gr/l atau kurang maka penderita harus ditransfusi, bila kadar Hb antara 80 dan 100 gr/l setiap penderita harus dinilai secara perorangan sebelum keputusan untuk memberikan transfusi dilakukan c. Anemia defisiensi besi Penderita defisiensi besi tidaka dapat ditransfusikan kecuali memang dibutuhkan untuk pembedahan segera / yang telah gagal berespon terhadap pengobatan dengan dosis terapeutik penuh besi peroral d. Anemia yg berkaitan dengan kelainan menahun Pada penderita penyakit keganasan, artritis rematoid e. Gagal ginjal Anemia berat yg berkaitan dgn gagal ginjal seharusnya diobati baik dgn transfusi sel darah merah maupun dgn eritropoitin f. Gagal sumsum tulang Penderita gagal sumsum tulang karena leukimia, pengobatan sitostatika atau infiltrasi keganasan akan membutuhkan bukan saja sel darah merah, namun juga komponen darah yg lain g. Penderita yg tergantung transfusi Penderita sindrom talasemia berat, anemia aplastik h. Penyakit hemolitik neonatus Jika neonatus mengalami hiperbilirubinemia berat atau anemiai. Indikasi lain untuk transfusi Malaria berat, septikemia meningokokus Uji Agent padaTransfusi HBSAg Untuk mengetahui Penyakit hepatitis Anti body terhadap HIV Uji Mikrobiologi mencakup penyaringan selektif titer tetanus Uji Lain yaitu : uji serologis untuk memastikan golongan darah (A,B atau O)Prosedur Pemberian Transfusi Darah A. Pra prosedur Periksa kembali apakah klien telah menandatangani inform consent Teliti apakah golongan darah pasien telah sesuai Lakukan konfirmasi bahwa transfusi darah memang telah diresepkan Jelaskan prosedur pada pasien 5. Saat menerima darah atau komponen darah :Periksa ulang label dgn perawat lain untuk meyakinkan bahwa golongan ABO nya sesuai dgn catatan Periksa adanya gelembung darah dan warna abnormal serta pengkabutan Periksa jumlah dan jenis darah donor sesuai dgn catatan resipien Periksa identitas pasien dgn menanyakan nama dan memeriksa gelang identitas Periksa ulang jumlah kebutuhan dan jenis darah resipien Periksa TTV sbg dasar perbandingan tanda vital selanjutnya B. Pelaksanaan Pakai sarung tangan Catatlah tanda vital sebelum memulai transfusiJangan sekali menambahkan obat ke dalam darah atau produk darahYakinkan bahwa darah sudah harus diberikan dlm 30 menit setelah dikeluarkan dari pendingin Bila darah harus dihangatkan,maka hangatkan dlm penghangat darah in - line dgn sistem pemantauan Gunakan jarum ukuran 19 atau lebih pd vena Gunakan selang khusus yg memiliki filter darah untuk mennyaring bekuan fibrin dan partikel lainnya Untuk 15 menit pertama berikan transfusi secara perlahan tidak lebih dari 5 ml/ menit Lakukan observasi pasien dengan cermat akan adanya efek samping Apabila tdk ada efek samping dlm 15 mnt pertama, naikkan kecepatan aliran kecuali pasien beresiko kelebihan sirkulasi Observasi pasien sesering mungkin selama pemberian transfusi Perhatikan bahwa waktu pemberian tdk melebihi 4 jam karena akan terjadi peningkatan resiko proliferasi bakteri Siagalah thd adanya reaksi transfusi Reaksi Transfusi Suatu reaksi yg dpt terjadi setelah pemberian darah, komponen - komponen darah atau berbagai cairan secara intravena Reaksi yg terjadi dapat berupa reaksi pirogen, reaksi alergi, reaksi hemolitik atau transmisi penyakit infeksi 1.Reaksi pirogen Ditandai dengan : pasien kedinginan /menggigil diikuti demam biasanya 1jam setelah transfusi.biasanya menggigil akan menghilang setelah 15-30 menit, sedangkan demam akan menetap dlm sampai beberapa jam. Reaksi ini terjadi oleh karena sensitivitas thd sel darah putih, trombosit atau protein plasma donor Penangananya : pasien diselimuti dan bila mungkin berikan air hangat atau obat anti piretik 2.Reaksi alergi Reaksi hipersensitivitas dari pasien thd komponen yg tdk diketahui dari donor darah. Reaksi ini sering terjadi dan dihubungkan dgn kemungkinan transmisi antibodi dari donor. Klien mengalami urtikaria (biduran)/gatal-gatal menyeluruh yg ditransfusikan atau transfer pasiv antibodi dari donor yg bereaksi dgn berbagai antigen yg dipaparkan kpd resipien. b. Penatalaksanaan : Transfusi segera dihentikanReaksi ringan dan berespon thd antihistamin Reaksi berat diberikan epinefrin parenteralReaksi ini dapat dicegah dgn pemberian anti histamin sebelum transfusi3. Reaksi hemolitik Reaksi ini disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah, inkompatibilitas plasma atau serum dan pemberian cairan non isotonik. Reaksi yg paling berbahaya, terjadi bila darah donor tdk sesuai dgn golongan darah resipien, antibodi dlm plasma resipien akan segera bergabung dgn antigen pada eritrosit donor dan sel tsb sgr mengalami hemolisis baik dlm sirkulasi maupun dlm sistem retikuloendotelial. Fase akut ini terjadi dlm 1 jam pertama, kematian dpt terjadi pd hari ke 5 - 14 Ditandai dengan : Rasa tidak enak dan gelisah Kesukaran dlm bernafas Muka menjadi merah (Flusing)Sesak nafas, tekanan darh menurun Mual dan muntah - muntah b. Penatalaksanaan : Hentikan transfusi Berikan diuretik Jika terdapat anuria kemungkinan besar terjadi gagal ginjal 4. Transmisi Penyakit menular Seperti : hepatitis, malaria, sifilis dan AIDS. Setiap calon donor harus ditanyakan dahulu apakah pasien pernah menderita penyakit tsb dan apakah klien pernah atau baru saja datang dari daerah endemis malaria Intervensi keperawatan pada reaksi transfusi Transfusi set dilepaskan, namun jalur intra vena harus tetap diertahankan dgn larutan NS (0,9%)Kantong darah dan selang disimpan Gejala ditangani sesuai dengan resep dokter dan tanda vital dipantau terus Ambil darah pasien untuk pemeriksaan kadar Hb, kultur dan penentuan ulang golongan darah Sampel urin harus segera dikirim kelaboratorium Bank darah diberitahu bahwa telah terjadi kecurigaan reaksi transfusi Reaksi harus dicatat sesuai dgn kebijaksanaan institusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar